Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 05

Ada yang masih inget sama cerbung Mr Hero vs Mrs Zero, atau malah nggak ada yang tau sama sekali. Krik krik krik...

Setelah lama hiatus, kini admin muncul lagi sambil bawain lanjutan dari Cerbung yang satu ini, nah untuk yang lupa sama part sebelumnya, bisa langsung di klik disini. Over all, happy reading yaa...

Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 05
Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 05

Mr Hero vs Mrs Zero


“Masih ngehindarin Revan?” tanya Olive kearah Devi yang dengan cepat mengemasi barang-barangnya saat jam dinding tepat menunjukkan pukul 13:00 wib, meskipun pak Andre masih duduk dimeja guru, sudah beberapa hari ini Devi tampak masuk kekelas setelah bel berbunyi dan segera pulang saat bel pulang bahkan belum selesai, ngekor dibelakang guru saat masuk juga pulang membuat gadis itu bahkan tidak berbicara banyak dengannya.

Bahkan saat jam istirahat, Devi segera ngacir keluar kelas kemudian kembali lagi saat bel selesai berbunyi, beriringan masuk bersama guru mata pelajaran berikutnya. Olive sendiri merasa kehilangan, bahkan gadis itu tidak mengizinkannya untuk tau masalah yang sedang diterimanya. Kalau begini ceritanya, bahkan ia bukan hanya menghindari Revan namun juga dirinya, memangnya apa yang sedang terjadi dengan gadis ini?

Olive sempat ingin mengajak Devi keluar bersama, namun sepulang sekolah ia juga diharuskan untuk kerja sambilan dan belum ada hari libur, membuatnya tidak bisa melaksanakan niatnya dengan benar, gadis itu sendiri akan memastikan kalau sampai minggu nanti Devi masih berlaku sama, Olive terpaksa menyeret gadis itu untuk menjelaskan semuanya, tapi sekarang jelas hal itu tidak memungkinkan terjadi. Jangankan mau curhat akan masalahnya dengan David, untuk sekadar say hello juga Devi jarang bisa. Bahkan gadis itu sering murung saat jam pelajaran berlangsung.

“Tidak, aku hanya sedang banyak urusan belakangan ini,” kilah Devi sambil berusaha untuk tersenyum sekilas, namun kemudian melanjutkan kembali beres-beresnya.

“Aku tidak yakin, memangnya apa yang terjadi antara kamu dan Revan?” tanya Olive penasaran, tepat saat bel tanda pulang berbunyi dan pak Andre segera menutup pelajaran untuk hari ini.

“Lain kali aku cerita, aku duluan yaa... Dagghh...” ucap Devi sambil berdiri dan melangkah pergi tepat dibelakang pak Andre yang berjalan keluar kearah pintu, bahkan Devi sendiri tidak memberikan Olive kesempatan untuk menjawab.

Olive menghembuskan nafas beratnya, mengingat kegagalannya untuk mencegah gadis itu pulang lebih dulu, dengan lemah Olive membereskan peralatan belajarnya sementara teman-temannya yang lain satu persatu sudah meninggalkan kelas. Tepat setelah semua beres, Olive berdiri siap untuk keluar dan baru menyadari diruang kelas sudah kosong, pasti semua teman-temannya sudah cepat bergegas untuk pulang.

Olive melangkah meninggalkan kelasnya dengan perlahan, berfikir apakah sebaiknya ia mendengarkan curhatan Devi terlebih dahulu, namun mengingat hari ini jadwal buku-buku ditoko datang hari ini membuatnya menggeleng, sepertinya ia harus menunda menemui Devi dan segera menuju ketempat kerjanya.

“Hei Olive, udah mau pulang?” pertanyaan dari belakang membuat Olive menoleh dan menyadari Revan yang bergegas menyusulnya, Olive berhenti dan mengangguk sesaat.

“Yahh begitulah, kamu sendiri?” balas Olive basa-basi.

“Iya, dan kali ini apakah Devi...” ucapan Revan terhenti saat dilihat dari raut wajah Olive menyadari akan kenyataan gadis itu yang bahkan saat ini tidak bersama Devi.

“Seperti yang kamu lihat...” jawab Olive sambil mengangkat bahunya tanda saat ini ia sendiri. Revan tampak menghembuskan nafas berat, jelas sekali memikirkan kemana perginya gadis itu beberapa hari terakhir terus menghindar.

“Revan,...” panggilan dari belakang membuat Revan dan Olive seketika menoleh, tampak seorang gadis yang sedang menyusul kearahnya “Sudah mau pulang ya, bareng denganku yuk. Rumah kita searah kan...” lanjut sang gadis setelah tiba didepan mereka.

“Eee akuu...”

“Ayolah,...” gadis itu segera menggandeng tangan Revan dan membawanya pergi, bahkan tanpa membiarkan Olive untuk mengetahui apa yang terjadi. Olive berfikir sesaat, dia bahkan tidak mengenali gadis itu sebelumnya. Apakah sikap Devi yang menhindari pria itu ada hubungannya dengan gadis itu. Olive kembali melangkah sambil terus berfikir dan menebak apa yang sedang terjadi.

“Hei, ngelamun aja. Kesambet setan jomblo baru tau loh...” Olive langsung melonjak kaget saat terdengar teguran dari sampingnya. Membuat pria yang sebelumnya tepat berada disampingnya terkekeh geli.

“Nggak lucu tau nggak,” ucap Olive kesal sambil memukul bahu David ringan.

“Ya abis kamu sendiri ngapain jalan sambil melamun,” tanya David dan ikut melangkah beriringan dengan Olive yang mulai melangkah pergi.

“Bukan urusanmu,” balas Olive cuek.

“Yahh dianya malah cuek, baiklah aku tidak bertanya lagi. Ayo kuantar kamu pulang, atau ketempat kerjamu...” tawar David sambil tersenyum.

“Tidak. Terimakasih,” jawab Olive cepat tampa menoleh.

“Aiih, masih juga ini anak nolak. Memangnya apa kurangnya aku coba, ganteng iya baik apalagi perhatian juga,” puji David kedirinya sendiri sambil menghitung menggunakan jarinya.

“Narissmu kelebihan tuh,” komentar Olive.

“Promosikan nggak dosa,” balas David kemudian melangkah lebih cepat kedepan Olive untuk membuat gadis itu menghentikan langkahnya “Jadi jelaskan padaku, kenapa kamu menolakku?” tanya David tepat dihadapan Olive, gadis itu menghembuskan nafas lelah kemudian menatap kearah David.

“Karena aku tidak menyukaimu,” jawab Olive langsung.

“Ralat, bukan Tidak tapi belum. Kamu hanya belum menyukaiku, dan bahkan tidak memberikan kesempatan padaku untuk mencobanya. Jadi mari kita lihat, pacaran denganku 1 bulan dan aku bisa membuktikannya,” balas David dengan pasti.

“Tidak tertarik,” balas Olive dan kembali melangkah pergi. Membuat David seolah kehabisan kalimat dan kembali menghikuti gadis itu yang kemudian berhenti dihaltel menunggu angkotnya.

“Kamu kan belum mencobanya, aku akan memastikan tidak akan membuatmu kecewa...” ucap David penuh percaya diri, Olive menoleh kesamping tepat berhadapan dengan David kemudian ia seolah memperhatikan David dari ujung kaki hingga keujung kepala kemudian tersenyum sekilas.

“Sayangnya penampilanmu sudah membuatku kecewa,” ucap Olive yang langsung membuat David membulatkan matanya tidak percaya, bagaimana bisa penampilan yang selalu membuat gadis-gadis mengejarnya malah membuat gadis ini kecewa.

“Apa maksudmu dengan...” ucapan David terhenti saat sebuah angkot berhenti disamping mereka, dan tanpa menunggu ucapan David selesai gadis itu segera memasuki angkot dan meninggalkannya.

“Aish, lagi-lagi aku ditinggalin. Astaga, gadis ini benar-benar menguji kesabaranku. Lihat saja nanti, siapa yang akhirnya akan menyerah...” ucap David sendiri kemudian melangkah kearah berlawanan, dimana motornya terparkir.

Mr Hero vs Mrs Zero


Olive masih sibuk didepan laptopnya saat beberapa saat lalu menyadari David yang sudah duduk tidak jauh darinya, sekarang sepertinya ia sudah mulai terbiasa dengan pandangan yang terus tertuju padanya, membuatnya yang awalnya merasa tidak nyaman kali ini bahkan dipaksakan untuk tidak menghiraukannya. Ia harus lebih fokus dengan laporan keuangan yang sedang ia kerjakan. Mengingat akhir bulan kali ini tugasnya membuat laporan dan fokusnya tidak lagi memperdulikan David disekelilingnya.

Saat masih terfokus dengan pekerjaannya, tiba-tiba seseorang menyodorkan sekaleng minuman dingin diatas mejanya, membuat gadis itu menoleh dan menyadari David yang melangkah menjauh, gadis itu berfikir sesaat kemudian melanjutkan tugasnya. Sementara itu David yang kembali duduk dikursinya kembali memperhatikan Olive yang sedang bekerja.

Pria itu seolah tidak bosan dengan apa yang ia lakukan, bahkan ia sempat menghitung berapa kali gadis itu menguap. Apakah pekerjaan yang dilakukannya melelahkan, tapi kemudian David tersenyum saat melihat Olive yang meminum minuman yang ia sodorkan sebelumnya. Sepertinya gadis itu tidak sengaja melakukanya karena tugasnya yang banyak, bahkan fokus gadis itu masih tertuju dilaptopnya.

David beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari toko buku setelah beberapa saat barulah kembali lagi, namun bukan ketempat duduknya melainkan kearah meja kasir. Dan kali ini David menyodorkan obat tetes mata kearah gadis itu, Olive menoleh dan benar saja, David melihat mata gadis itu yang memerah. Entah karena gadis itu yang terlalu lelah, mengantuk atau karena sedari tadi masih sibuk dengan layar laptopnya membuat mata gadis itu bereaksi.

“Jangan gunakan tangan kosong untuk menguceknya, aku lihat ada tissue diatas mejamu...” ucap David sambil melirik tissue tidak jauh dari Olive membuat gadis itu ikut menatap kearah benda yang sama.

“Dan gunakan obat tetes mata biar nggak iritasi,” lanjut David dan kali ini melirik kearah obat tetes mata yang ia sodorkan sebelumnya, Olive mengikuti arah pandangan David dan sesaat kemudian ingin melanjutkan tugasnya kembali, namun segera tangannya dicekal sebelum menyentuh keyboard laptopnya. Olive kembali menoleh dan tampak kesal siap untuk protes.

“Se-ka-rang,” tandas David tampak tidak mau dibantah, melihat dari apa yang pria itu lakukan sebelumnya membuat Olive menghembuskan nafas berat, yakin bahwa ia tidak akan menang dari pria itu, apalagi saat ini tugasnya memang benar-benar sedang menumpuk membuat gadis itu akhirnya meraih obat tetes mata diatas meja dengan tangannya yang bebas.

“Bagus,...” ucap David sambil tersenyum, bahkan tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Olive “Selamat bekerja...” lanjutnya kemudian melangkah pergi, Olive masih terdiam saat menatap pria itu menjauh, tapi kemudian ia menggunakan obat tetes mata ditangannya dan kembali fokus bekerja.

Tanpa keduanya sadari Neza yang sedari tadi membereskan buku-buku dirak sedang memperhatikan mereka. Dan kemudian pria itu tersenyum, seolah sedang menikmati adegan yang menarik. Saat memastikan Olive kembali bekerja dan pengunjung pria yang baru-baru ini sering datang ketokonya kembali melanjutkan aktifitasnya dengan buku ditangan – namun mata yang tertuju kearah Olive – Neza kembali melajutkan pekerjaanya. Mungkin pria itu bukan seseorang yang berbahaya seperti yang sebelumnya ia fikirkan. Buktinya Olive tetap menerima apapun yang pria itu berikan.


Bersambung...

lanjut Ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 06

Detail cerita Mr Hero vs Mrs Zero

Tidak ada komentar:

Posting Komentar