Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 04

Ehem, admin datang lagi nih bawa cerpen Mr Hero vs Mrs Zero, walau lewat dari yang seharusnya dijadwalin buat diupload sih.

Meskipun begitu, tapi tetep admin lanjut kok. Untuk yang sudah lupa sama part sebelumnya, bisa langsung dicek disini. Over all, happy reading ya.

Cerpen Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 04
Cerpen Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 04

Mr Hero vs Mrs Zero


Pagi minggu yang cerah, Olive masih dengan penampilan rumahnya dengan nyaman. Sambil bersenendang ringan ia merapikan bunga dihalaman belakang rumahnya. Kegiatan setiap pagi minggu adalah merawat tanamannya. Meskipun tidak terlalu luas namun latar dirumahnya terdapat pepohonan bunga yang sudah hampir sepenuhnya mekar.

Dengan bantuan sapu dan gunting ember disampingnya Olive mencabuti rerumputan kecil dipinggir bunga-bunga miliknya, merawat tanaman adalah hobbi menyengangkan untuknya apalagi saat libur sekolah, juga kerja sambilannya libur dihari minggu.

“Olive, ada temanmu mencari didepan,” ucapapan ibu Olive membuatnya menoleh.

“Iya ma, sebentar...” balas Olive sambil berdiri, dan mencuci tangannya dikeran air tidak jauh darinya. Olive merapikan rambutnya sedikit dengan bantuan kaca jendela rumahnya untuk alakadarnya dan melangkah santai keruang depan tanpa berfikir lebih lanjut siapa tamu yang datang kerumahnya. Jika memang itu Devi alangkah baiknya jika sahabatnya itu membantunya mengerjakan Pe-eR yang harus dikumpulkan besok.

“Hei selamat pagi Olive...” sapa sang tamu yang masih duduk dengan manis disofa ruang tengahnya membuat mata Olive membulat, heran karena mendapati David yang berada dirumahnya.

“Apa yang kamu lakukan disini?” tanya Olive langsung bahkan tanpa memperdulikan penampilannya ia menunjuk tepat kearah David yang masih tersenyum ramah.

“Aku sedang tidak ada kegiatan dirumah, dan saat aku mengingat tentangmu sebelum aku sempat berfikir lebih lanjut tau-tau aku sudah berada didepan rumahmu, kemudian ibumu mempersilahkan aku untuk masuk,” jawab David dengan santai.

“Dari mana kamu tau rumahku,?” tanya Olive langsung, David terdiam sesaat sambil memutar matanya, sedikit berfikir apakah ia harus jujur atau diam saja “Jangan bilang kalau kamu mengikutiku pulang sebelum ini,” lanjut Olive yang kali ini membuat David tersenyum lebar, seolah tebakannya tepat sasaran.

“Aku lebih senang kalau kamu mengatakan aku mengantarmu, memastikan kamu pulang dengan selamat,” jawab David yang membuat Olive mencibir.

“Aku tidak merasa pernah mengizinkanmu melakukannya,” balas Olive sambil melipat kedua tangannya.

“Karena hal itulah aku tidak meminta izinmu, jadi apa yang sedang kamu lakukan?” tanya David mengalihkan pembicaraan “Ayo temani aku jalan-jalan... Liburan tidak harus dihabiskan dirumah saja bukan?” lanjut David.

“Tidak bisa, aku sedang sibuk mengurus tanamanku,” jawab Olive langsung “Kenapa kamu tidak memberitahuku mau datang,” lanjut Olive dan kali ini sambil melangkah duduk disofa tepat didepan David.

“Yahh, aku tidak yakin kalau kamu akan mengizinkanku meskipun aku memberitahumu. Dan alasan lainnya karena aku tidak mempunyai nomor telfonmu. Jadi bagaimana kalau kamu memberitahuku nomormu sekarang,?” tanya David sambil meraih hpnya yang berada diatas meja, siap mengetik di keyboard hpnya.

“Kamu tidak berfikir aku akan memberikannya bukan?” tanya Olive yang kali ini membuat David menyerah dan meletakkan kembali hpnya diatas meja.

“Yahh, setidaknya aku sudah berusaha. Baiklah, aku ingin melihat kebun kecilmu,” ucap David dengan senyum manis, Olive berfikir sesaat. Yakin kalau pria itu bukanlah jenis orang yang bisa ditolak membuatnya menghembuskan nafas berat.

“Jangan menyesali keputusanmu,” balas Olive akhirnya dan kali ini sambil bangkit berdiri.

“Tidak akan,” jawab David dan ikut berdiri, mengikuti Olive menuju halaman belakang rumahnya.

David menginjakkan kakinya dihalaman belakang rumah Olive yang tidak terlalu luas namun jelas terasa rapi. Berbagai tumbuhan tampak berada disana, ada beberapa yang didalam pot namun ada juga yang tumbuh ditanah biasa. Tampak ember berisi rumput liar yang telah dicabuti dan gunting yang masih diatas meja, kali ini perhatian David terhenti dimana Olive sedang melanjutkan kegiatannya mencabuti rumput yang sepertinya tadi sempat tertunda.

David menggeleng sesaat, bahkan gadis itu tidak susah-susah untuk berbasa-basi padanya harus melakukan apa. Atau akan lebih tepat kalau dibilang gadis itu bahkan seolah tidak menganggapnya ada, David menghembuskan nafasnya berat. Sepertinya usaha yang dilakukan harus lebih keras untuk mendapatkan perhatian gadis ini.

“Apakah kamu yang menanam semuanya,?” tanya David sambil jongkok disamping Olive, menatap gadis itu yang kali ini sedang menggali tanah didalam pot dengan bantuan skop kecil berisi tanaman Gingseng yang sudah terbentuk bagus, akar gingseng yang berada dalam pot bahkan lebih mungil karena terdapat benjolan disana-sini.

“Aku tidak mengizinkanmu untuk bicara denganku,” ucap Olive tanpa menoleh membuat David tersenyum kecil, benar-benar gadis yang menarik. Olive langsung menghentikan aktifitasnya saat David mengusap keningnya lembut, membuat gadis itu menatapnya.

“Apa yang kamu lakukan,?” tanya Olive dan segera menghindar.

“Membantumu menghilangkan tanah yang melekat diwajahmu,” jawab David santai bahkan disertai senyuman, kali ini ia juga menunjukkan lengan tangannya yang tampak kotor karena digunakan untuk mengusap kening Olive.

“Biarkan saja, akukan tidak mengizinkanmu untuk...”

“Aku tau,” potong David segera, yakin bahwa gadis itu lagi-lagi akan mengatakan tidak mengizinkannya melakukan ini dan itu, namun tentu ia tidak akan menuruti hal itu dengan mudah.

“Aku akan membantumu berkebun,...” ucap David sambil meraih gunting diatas meja “Meskipun kamu tidak mengizinkannya,” tandasnya sebelum Olive sempat buka mulut. Membuat Olive yang siap mengatakan langsung kembali terdiam, kemudian melanjutkan aktifitasnya lagi, sementara David mulai menggunting beberapa daun tanaman yang tampak lebih tinggi. Membentuk bunga didalam pot didepannya agar terlihat lebih rapi.

Mr Hero vs Mrs Zero


“Akhirnya selesai juga...” ucap Olive sambil menjatuhkan tubuhnya diatas rumput teras rumahnya. Sambil memperhatikan hasil tanamannya yang tampak lebih rapi. David melakukan hal yang sama, sambil menghembuskan nafas lelah namun juga diselingi dengan senyuman, sedikit kemajuan tampaknya Olive sudah tidak terlalu mengabaikannya.

“Bawa minum dulu...” Tawar ibunya Olive yang baru muncul diambang pintu dengan nampan ditangan berisi seceret air minum dan sepiring pisang goreng.

“Wahh, Terimakasih tante...” jawab David sambil tersenyum.

“Iya, maaf merepotkan ya nak. Tamu malah diminta ikut berkebun,” ucap Ibu Olive.

“Nggak papa tante, aku juga seneng berkebun kok. Kebetulan dirumah juga lagi nggak ada kerjaan, jadi iseng aja main kesini,’ jawab David dengan sopan.

“Yaudah, tante tinggal kedalam dulu ya. Ikut makan siang disini saja sekalian,” balas Ibunya Olive sambil berdiri setelah meletakkan nampan diatas meja samping David dan dibalas anggukan David.
“Minum dulu nih,” Olive menyodorkan segelas air es sirup yang baru dtuangkannya.

“Terimakasih,” jawab David dan meneguk air minumnya, rasa segar menjalari tenggorokannya yang terasa kering sejak tadi. Akhirnya tanda-tanda kehidupan mulai terasa kembali.

“Lebay...” balas Olive yang mendengar ucapan lirih David, sepertinya pria itu tidak sengaja mengucapkan apa yang difikirkannya. David tersenyum nyengir membalasnya.

“Sore ini kamu nggak ada kegiatan lagi kan? Ayo kita jalan,” ajak David.

“Nggak ahh, males. Aku capek,” balas Olive sambil mengibas-ngibaskan tangannya karena gerah.

“Yahh, jadi apa yang akan kamu lakukan?” tanya David.

“Nanti aku fikirin, aku mau mandi dulu. Kamu kalau mau bersihin badan dikamar mandi itu ya,” tunjuk Olive kearah kamar mandi yang tidak jauh darinya, kemudian ia berdiri “Sebagai ucapan terimakasih karena sudah membantuku berkebun, aku traktir kamu makan dirumahku,” lanjut Olive sambil berbalik “Kalau mau makan diluar aku bawa nanti makannya dibawah pohon,” tambahnya.

“Kamu beneran nggak mau keluar denganku ya?” tanya David setelah berfikir sesaat. Olive terdiam kemudian tersenyum singkat lalu melangkah pergi tanpa menjawab sepatah katapun. David menghembuskan nafas perlahan sebelum kemudian melangkah kearah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

“Baiklah. Mungkin lain kali,” ucapnya sendiri kemudian tersenyum. Setidaknya hari ini ada peningkatan. Gadis itu sudah tidak menolaknya lagi, bahkan sudah tidak menatap penuh kecurigaan terhadapnya. Ini suatu kemajuan yang bagus bukan?

Bersambung...

lanjut Ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 05

Detail cerita Mr Hero vs Mrs Zero

Tidak ada komentar:

Posting Komentar