Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero ~ 28

Ayo dihitung mundur, sepertinya sisa 2 part lagi ini nungguin ending. Atau mungkin sudah bosen karena cerbung Mr Hero vs Mrs Zero yang makin molor nggak kelar-kelar?

Kekekeke nah kalau masih ada yang penasaran, monggo dilanjut ya. Untuk part sebelumnya bisa diklik disini. Happy reading...

Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 28
Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 28

Mr Hero vs Mrs Zero


Olive melangkah pelan mengikuti Arial yang masih memilih sepatu, gadis itu masih belum bisa melupakan raut kekecewaan yang jelas terpancar dari wajah David sebelumnya. Namun ia juga tidak tau bagaimana harus memperbaiki kesalahannya, bahkan sebelah sisi hatinya malah mengatakan kalau ini bukanlah apa-apa, mengingat hubungannya dengan David juga hanyalah seorang teman.

“Hei, bosen ya?” Arial melambaikan tangannya didepan wajah Olive untuk menarik kembali gadis itu dari khayalannya “Gue keasyikan sendiri ya,?” lanjutnya dengan tatapan bersalah.

“Enggak kok,” Olive menggeleng “Gimana sepatunya?” tanyanya kemudian, Arial mengangkat sebelah tangannya yang lain dan menunjukkan sepatu yang sudah dipilihnya tadi.

“Bagus nggak?” tanya Arial sambil tersenyum, Olive meneliti kearah sepatu sport yang ditunjukkan Arial dan tersenyum sambil mengangguk, tidak salah lagi pria itu jelas saja bisa memilih yang terbaik untuk penampilannya.

“Style kamu banget,” komentar Olive sambil mengacungkan jempolnya.

“Yaudah. Gue ambil ini,” ucap Arial seneng dan menyerahkan sepatu ditangannya kearah karyawan disana, yang kemudian membawanya kearah kasir, Arial menatap kearah Olive “Loe mau sepatu yang mana? Biar sekalian gue beliin?” tanyanya kemudian.

“Ah enggak usah,” tolak Olive halus.

“Loh kenapa? Sepatu couple juga bagus kok, pasti cocok sama loe,” tawar Arial lagi dan kali ini Olive hanya membalas dengan gelengan “Sebagai ucapan terimakasih gue karena elo udah ngerawat kaki gue sampe sembuh gini nih,” lanjutnya lagi sambil menunjukkan kakinya yang kini sudah bisa digunakan dengan baik.

“Makasih, tapi aku nggak lagi butuh sepatu,” balas Olive sesopan mungkin, namun Arial menunjukkan wajah kecewanya “Lagian aku ngerawat kamu juga kan karena tanggung jawab,” lanjutnya kemudian.

“Heemm iya deh, tapi biarin gue traktir loe sebagai ucapan terimakasih ya,” tawar Arial, Olive tampak berfikir sesaat dan kemudian mengangguk, pria itu tersenyum melihatnya “Oke, gue bayar tagian bentar ya,” lanjutnya sambil menyentuh bahu Olive, lagi-lagi gadis itu mengangguk dan membiarkan Arial melangkah meninggalkannya.

Olive melangkahkan kakinya keluar toko untuk menunggu Arial, sekadar menghabiskan waktu ia melirik kesekeliling. Mall masih ramai seperti biasanya, banyak orang-orang berlalu lalang dihadapannya, ada juga yang memuhi toko disekelilingnya, baik itu anak-anak remaja seumurannya tau yang lebih tua, anak-anak, orang tua bahkan banyak juga pasangan dewasa yang berkeliaran disana.

Tanpa sadar Olive menghembuskan nafas beratnya, perasaannya belum terasa lebih baik. Mungkin ia bukan salah satu orang yang termasuk senang menghabiskan waktu di Mall untuk memperbaiki mood buruknya, bahkan meskipun ia disini sekarang moodnya masih tidak bisa diperbaiki. David bahkan belum ada menghubunginya lagi, dan tentu saja Olive terlalu gengsi untuk menghubungi pria itu lebih dulu.

Olive kembali mengedarkan pandangannya kesekeliling, dan kali ini tatapannya terhenti pada pasangan yang berada ditoko baju tak jauh darinya. Olive jelas mengenali pria yang sedang tampak semangat mengambil baju dari gantungan dan mencocokannya pada tubuh gadis disampingnya. Olive terdiam ditempat, tiba-tiba rasa sakit menyelusup dalam hatinya.

Olive menahan nafasnya saat melihat gadis yang bersama David meraih baju dari tangan pria itu, entah apa yang mereka katakan karena dari jarak pandang ini Olive hanya mampu melihat interaksi keduanya yang jelas terlihat cukup akrab. Olive bahkan melihat bagaimana santainya David yang mengusap-usap kepala gadis itu dengan sayang, dan membuat gadis cantik yang bersamanya cemberut, namun tetap tidak bisa menutupi kecantikannya.

Olive melangkahkan kakinya dengan pasti saat gadis yang bersama David melangkah pergi dengan baju ditangannya, memasuki ruang ganti untuk mencoba bajunya. Pria itu jelas salah saat memutuskan untuk bermain-main dengan perasaannya, meskipun ia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, namun Olive yakin kalau cintanya tidak boleh berlabuh pada pria playboy didepannya.

Mr Hero vs Mrs Zero


“David,” ucap Olive saat langkahnya sudah berhenti membelakangi pria itu yang masih memilih-milih baju digantungan, mendengar namanya dipanggil pria itu menoleh.

“Loh, Olive?” tanya David dan raut kaget jelas tergambar diwajahnya.

“Seneng ya bisa ngerjain aku selama ini?” tanya Olive yang kali ini membuat David menaikkan alisnya tanda bingung, wajah tidak bersalah itu makin membuat Olive muak melihatnya “Aku baru tau ternyata kamu sebrengsek ini,” lanjutnya.

“Maksud kamu apa?” tanya David perlahan, tidak mengerti dengan ucapan gadis itu sebelumnya. Namun yang jelas Olive terlihat tidak sedang bercanda, David berfikir cepat menebak kira-kira apa kesalahan yang telah ia lakukan, namun tidak menemukan alasannya, karena seingatnya yang seharusnya marah itu dirinya, namun kenapa kini malah sebaliknya.

“Dasar playboy,” maki Olive dan membuat kening pria itu berkerut. Tidak menyangka kalau Olive mengetahui keplayboyannya “Kamu beneran brengsek,” makinya lagi dan membuat David ingin menyentuh bahu Olive, namun dengan segera gadis itu menghindar.

“Aku bisa jelasin kesalahpahaman ini Olive,” ucap David terdengar frustasi, seingatnya ia tidak lagi menggoda gadis lain setelah bertemu Olive, pasti ada yang mengadukan pada gadis itu tentang kehidupannya dulu, David cukup yakin kalau kali ini hanya salah paham.

“Salah paham?” tanya Olive sambil memutar bola matanya kesal “Setelah dengan matakepalaku sendiri aku melihat kamu bermesraan, kamu bilang salah paham?” lanjutnya kemudian.

“Tunggu, tunggu tunggu...” tahan David “Memangnya apa yang kamu lihat?” tanyanya kemudian. David berani bersumpah kalau ia memang tidak ada bersama gadis lain setelah memutuskan untuk mencintai Olive, jadi tidak mungkin Olive melihatnya sendiri.

“Tsk, nggak usah pura-pura bego,” gadis itu berdecak bosan “Gadis yang baru saja mengganti bajunya,” ucap Olive sambil menunjuk dengan dagunya kearah ruang ganti yang tadi dimasuki gadis yang bersama David “Dia gadis keberapa yang kamu godain,” lanjutnya kemudian.

“Ah Naila...” ucap David seolah baru mengerti siapa gadis yang Olive maksud, namun kemudian bibirnya malah membentuk senyuman “Kamu cemburu?” tanyanya kemudian.

“Hah, cemburu?” ulang Olive tidak percaya kalau David akan sepercaya diri ini mengatakannya, bahkan tidak ada rasa bersalah yang terlihat dari raut wajahnya, emosinya kembali tersulut “Buat apa aku cemburu sama cowok brengsek kayak kamu,” lanjutnya.

“Oh ayolah Olive, kamu nggak cocok dengan kalimat makian seperti ini,” ucap David “Kita bisa menyelesaikan kesalahpahaman ini dengan baik-baik kan?” tanyanya kemudian.

“Aku nggak butuh,” ucap Olive kesal “Semoga kamu bahagia aja sama pilihanmu,” lanjutnya dan siap melangkah pergi, dengan cepat David menahan lengannya “Lepasin,” kata Olive sambil menatap marah kearah David.

“Kenapa? Biar kamu bisa lanjut pacaran sama cowok diluar itu?” tanya David mulai menantang, Olive menatap keluar dan mendapati Arial yang sedang berdiri menatap kearahnya, Ah Olive lupa kalau mereka memang sedang bersama.

“Bukan urusan kamu,” ucap Olive dan kali ini menatap kearah David yang tidak menutupi raut kecewanya, Olive meti-matian menahan diri dengan egonya, bukankah yang seharusnya kecewa itu dirinya karena David juga sedang bersama gadis lain, setidaknya Olive disini karena rasa bersalah. Tapi pria ini...

“Sepertinya aku sudah berkali-kali mengatakan kalau aku menyukaimu,” ucap David mulai terdengar gusar “Bagaimana bisa itu bukan menjadi urusanku kalau kalian jalan bersama dibelakangku,” lanjutnya sambil melepas cekalan ditangan Olive.

“Heh, Suka?” Olive tersenyum sinis “Nggak usah munafik, kamu masih berani ngomong suka setelah kepergok sedang mesra-mesraan sama gadis lain?” lanjutnya tepat saat gadis yang bersama David tadi keluar dari ruang ganti, Dress selutut yang dikenakannya terlihat serasi ditubuhnya.

“David, coba li...” ucapan Naila terhenti saat melihat David tidak sedang sendirian, menyadari kalau mungkin tidak sebaiknya ia menganggu membuat gadis itu terdiam, Olive dan David menatap kearahnya.

“See... kamu bahkan langsung terpana melihatnya,” ucap Olive saat David masih menatap kearah Naila, seperti tersadar, David menatap kearah Olive yang kini jelas terlihat menatapnya dengan pandangan terluka.

“Apa?” tanya David tidak merasa bersalah “Jangan gunakan Naila sebagai alasan untuk menutupi kesalahan kamu,” lanjut David mulai terdengar kesal.

“Kesalahan? Aku tidak merasa sedang melakukan kesalahan,” tegas Olive.

“Jadi kamu tidak merasa bersalah karena sudah jalan sama pria itu?” tanya David seolah tidak percaya.

“Tidak,” tegas Olive lagi “Memangnya kenapa aku harus merasa bersalah?” tantang gadis itu.

“Olive... kamu tau kalau aku menyukaimu kan?” ucap David frustasi.

“Lalu?” tanya Olive berusaha untuk santai, ia tidak suka kalau harus diatur oleh seseorang yang sedang tertangkap basah bersama gadis lain saat mengaku menyukainya “Seingatku, aku tidak pernah mengatakan kalau aku menyukaimu,” lanjutnya dan kali ini membuat David menatap tidak percaya kearahnya.

“Apa?” tanya David kaget.

“Aku tidak menyukaimu. David,” tegas Olive dan mati-matian menahan prasaannya sakitnya saat melihat tatapan terluka dari pria didepannya, kemudian Olive melirik kearah Naila yang masih berdiri tanpa suara “Aku tidak pernah menyukai pria brengsek, Dan Jangan pernah ganggu hidup aku lagi,” lanjutnya dan siap melangkah pergi.

“Tunggu,” tahan David lagi, kali ini pria itu jelas terlihat mati-matian menahan dirinya “Kamu nggak bisa melakukan ini,” lanjutnya “Setelah apa yang sudah kita lewati kamu bilang kamu tidak menyukaiku?” ulangnya lagi, dengan tegas Olive mengangguk.

“Tolong, jangan ganggu hidup aku lagi,” ulang Olive dan kembali melangkah, namun baru dua langkah ia kembali berbalik menatap tepat kearah mata David “Dan itu permintaan dari kartu taruhan kita sebelumnya,” lanjutnya dan mendapat gelengan dari David, namun tidak ada kata yang keluar dari bibir pria itu.

“Hei sayang, ada apa?” pertanyaan itu membuat Olive yang ingin pergi beralik kearah dimana Naila yang sedang dirangkul oleh seorang pria yang tidak dikenalnya “Kok bengong?” tanyanya kemudian yang langsung mendapat lirikan dari gadis itu, David melakukan hal yang sama menatap kearah kedua sahabatnya kemudian mengalihkan tatapannya kearah Olive yang terdiam ditempatnya.

David menghembuskan nafas beratnya, kemudian pria itu melangkah mendekati Olive yang masih terpaku menatap kedua sahabatnya “Aku nggak tau apa yang kamu lihat sebelumnya,” ucapnya yang membuat Olive beraih menatap kearahnya “Tapi seperti yang kamu lihat sekarang. Mereka pacaran,” lanjutnya sambil menunjuk dengan dagunya kearah Naila dan Zitto.

“Tapi tadi...” Olive menghentikan ucapannya, tidak tau harus beralasan apa. Mengatakan kalau ia salah lihat jelas tidak mungkin, sementara kini kenyataan menyadarkan akan satu kenyataan kalau ia jelas sudah melakukan kesalahan yang besar.

“Pasti aku terlihat seperti pria brengsek yang terus menempel dihidup kamu selama ini ya,” ucap David tanpa menyembunyikan expresi terlukanya “Dan Aku bahkan terlihat bodoh saat berfikir mungkin kamu hanya sedang cemburu tadi,” lanjutnya dan menabahkan tawa terluka yang tidak enak didengar “Tapi makasih udah jujur dan menyakinkan aku kalau kamu tidak pernah menyukaiku,” David mengatakan semua yang ingin ia katakan dan membiarkan Olive hanya terdiam.

Gadis itu tidak tau harus bereaksi apa dan harus melakukan apa, selain rasa bersalah ia juga cukup malu untuk bersuara. Olive memilih untuk menunduk dan tidak berani menatap kearah David yang kini masih berdiri disampingnya. Suasana Mall yang ramai bahkan tidak didengarnya, entah harus bersyukur atau apa saat David sengaja mengatakan kalimat yang hanya didengar olehnya saat ini.

“Aku nggak nyangka, kalau pada akhirnya permintaan kamu justru sesuatu yang sulit untuk dilakukan,” lanjut David masih dengan suara lirihnya “Mungkin kamu sudah merencanakan ini sebelumnya makanya mati-matian berusaha untuk menang ya,” lanjutnya dan kali ini membuat Olive menatap kearahnya, David melangkahkan kakinya siap pergi, namun segera ditahan Olive, pria itu menatap kearahnya dan melihat Olive menggeleng namun tetap tidak bersuara.

“Maaf karena butuh waktu lama untuk menyadari aku nggak punya harapan,” kata David lagi sambil menyentuh tangan Olive dilengannya “Dan karena aku cowok brengsek, jadi nggak bisa ngasi selamat buat hubungan kalian,” lanjutnya sambil menatap kearah luar dimana Arial berada, dan perlahan menarik tangan Olive untuk melepaskan cekalannya, gadis itu makin menggeleng lebih kuat.

“Aku pergi,” ucap David dan kali ini benar-benar membuat setetes air mata jatuh dipipi Olive “Seperti permintaan kamu,” lanjutnya dan kali ini benar-benar berlalu pergi, mengabaikan rasa sakit dihatinya saat melihat air mata gadis itu. Namun kali ini egonya benar-benar terluka saat menyadari Olive tidak pernah menyukainya.

Olive sadar kalau kali sepertinya ia sudah melakukan kesalahan.

Bersambung ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 29

Detail cerbung Mr Hero vs Mrs Zero

Tidak ada komentar:

Posting Komentar