Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 12

Berhubung admin lagi sibuk, jadi kali ini langsung aja ya. Buat yang penasaran sama kelanjutan Mr Hero vs Mrs Zero segera dilirik aja. Dan untuk yang lupa sama part sebelumnya bisa klik disini Cerbung romantis Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 11. Happy reading


Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 12
Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 12

Mr Hero vs Mrs Zero


"Tumben tu anak nggak kesini hari ini," ucapan Neza membuat Olive yang sedang mengisi waktu luangnya dengan membaca buku menoleh, memaksanya untuk menghentikan imaginasinya yang tadi ikut masuk dalam buku yang dibacanya. Kemudian matanya menoleh kebangku-bangku yang biasanya diduduki David bersama teman-temannya, bangku keramat yang entah sejak kapan sudah menjadi tempat favorit pria itu, mungkin karena posisinya yang berada disamping jendela membuat udara luar yang masuk atau karena posisi itu bisa membuatnya bisa memperhatikan sekeliling dengan leluasa, terbukti dengan tingkahnya yang lebih sering memperhatikan olive dari posisinya dari pada menikmati angin semilir yang berhembus dari luar jendela.

"Nggak ada alasan buat dia kesini tiap hari kan?" balas Olive walau tak urung dalam hatinya juga merasakan kejanggalan dengan kenyataan pria itu yang hari ini tidak menemuinya, apakah terjadi sesuatu dengan pria itu? Namun secepat fikiran itu datang, secepat itu juga fikiran itu diusirnya. Toh ini malah bagus untuk kelangsungan hidupnya, berada didekat pria itu terus juga bisa berpotensi membuatnya mati muda, terbukti dengan beberapa hari terakhir jantungnya seolah ingin keluar dari rongganya setiap apapun yang pria itu lakukan, bahkan meskipun itu hanya tatapan kecil saja.

"Kamu yakin nggak ada hal buruk yang mungkin terjadi sama dia? Tanyain gih?" balas Neza sambil meraih cemilan diatas meja yang tadi juga dimakan Olive sekadar untuk menemeninya bekerja.

"Hust, do'anya... Anak orang disumpahin yang jelek. Positif thingking aja kali, mungkin dia ada keperluan lain. Sejak kapan kesini menjadi perioritas utamanya, lagian kamu nggak lihat itu hujan diluar udah kembali menyapa bumi," jawab Olive.

"Tadi juga udah sempet berhenti kali, kalau dia emang niat mau kesini aku yakin itu ada kesempatan," Neza tetap tidak mau kalah "Lagian aku juga nggak ngedoain dan nyumpahin dia yang jelek kali. Kan bisa aja, abis kamu juga nggak tau kabar terakhirnya kan?" lanjutnya.

"Bukannya aku nggak tau ya, aku cuma menolak untuk tau, udah ah, aku mau lanjut baca lagi. Gangguin aja sih kamu," usir Olive dan kembali terfokus pada buku ditangannya. Tapi belum juga ada selembar yang dibacanya, fikirannya mau tidak mau kembali lagi pada David, mendadak jiwa keponya bangkit dan rasa penasarannya mulai timbul, apakah sebaiknya ia tanyakan apa yang sedang dilakukan pria itu?

Mr Hero vs Mrs Zero


Olive meletakkan tasnya dengan kasar diatas meja, membuat benda yang seharusnya bisa tergeletak tenang mengeluarkan bunyi akibat tenaga yang ia keluarkan lebih besar dari pada yang seharusnya ia keluarkan, beberapa anak yang sudah berada dikelasnya melirik keasal suara, namun tampang kesel Olive yang sedang menggembungkan kedua pipinya membuat teman-temannya yang lain kembali sibuk dengan aktifitasnya kembali, sementara gadis itu masih tidak terlalu ambil pusing dengan tanggapan teman-teman kelasnya yang lain, Devi sendiri belum keliatan batang hidungnya, mungkin saja gadis itu masih bersama pacarnya sekarang, Hal itu malah makin membuat kekesalan dihati Olive semakin parah.

Berkali-kali Olive mencoba menenangkan hatinya yang masih berontak ingin keluar, akibat tekanan emosinya yang diluar kendali. Hal ini membuatnya uring-uringan, sementara masalahnya tidak bisa diterima oleh fikirannya, membuatnya semakin kesal. Ia sama sekali tidak ingin mengakui jika ini efek dari pria yang beberapa hari ini tidak keliatan batang hidungnya, ia jelas tidak akan mengakui perasaan kehilangan yang ia rasakan. Namun dalam hati ia kembali memaki-maki pria yang seenaknya datang dan pergi semaunya. Bagaimana bisa David mengabaikannya dan tidak menghubunginya sama sekali, bahkan pria itu tidak terlihat dimanapun. Sementara dalam ingatannya ia sama sekali tidak berbuat salah, ia sama sekali tidak ada lagi menyinggung perasaan pria itu, meskipun ia juga akui sikapnya tidak termasuk baik, tapi seharusnya hubungannya baik-baik saja. Tapi si pria -Brengsek- yang terus muncul dalam ingatannya itu tidak juga memberikan kabar sementara sikap gensinya sendiri tidak membiarkannya untuk menghubungi pria itu lebih dulu.

"Pagi sayang..." ucap Devi sambil menunjukkan senyuman termanisnya, sederet giginya yang putih membentuk senyuman yang sempurna yang tanpa sadar menular kearah Olive yang membalas senyumannya meskipun dengan senyuman tipisnya. "Wahhh ada apa nih, kok nggak semangat gitu," lanjut Devi sambil duduk disamping Olive, menyadari kalau suasana hati sahabatnya tidak sedang baik-baik saja.

"Mungkin kamu diam-diam mencuri semangatku, ku lihat atmosfer disekeliling langsung cerah begitu kamu tiba," sindir Olive yang jelas tau sekali Devi sedang mode bahagia. Yah bisa ditebak, pasti efek pria yang disukainya itu.

"Ya sudah, nanti siang aku yang traktir ya. Sebagai balasan karena mengambil semangatmu, bagaimana?" tawar Devi masih dengan senyumannya, semakin membuat Olive yakin kalau memang benar gadis ini sedang cukup bahagia.

"Deal," jawab Olive dengan cepat, dan langsung tersenyum lebar. Kata gratis mampu membuat Moodnya lebih baik.

"Oh ya, anak-anak pramuka mau ngadain camping gabungan nih, katanya sih mau bawa semua yang mau ikut gitu. Kayaknya seru, gabung yuk..." ajak Devi sambil mengeluarkan buku dari tasnya.

"Kapan?" tanya Olive yang ikut melakukan hal yang sama, mengeluarkan peralatan belajarnya dari dalam tas.

"Sabtu ini, malam minggu diperkemahan gitu pasti asyik. Sore minggu juga balik, kamu cutikan sabtu ini, kan tanggal merah," kata Devi yang mendapat anggukan dari Olive, sebenarnya dari dulu ia tidak suka dengan acara seperti ini. Tapi mengingat ia sudah dalam akhir masa SMA nya membuatnya memaksakan diri untuk ikut, lagian mungkin udara luar bisa membuatnya lebih berfikir jernih dan mengubur kenangan menyebalkan yang dibawa David.

"Boleh deh, aku juga butuh udara segar. Kalau beruntung kita juga bisa lihat Sunrise kan ya?" tanya Olive sekilas.

"Iya, mungkin. Itu juga kalau aku bisa bangung, kamu belum tau saja udara pagi diluar itu sedingin apa," balas Devi sambil tersenyum.

Mr Hero vs Mrs Zero


"Sst... Kamu tau apa yang terjadi sama tuh anak satu?" bisikan Dion membuat Hendra yang sedang memperhatikan pelajaran menoleh keasal suara dan melirik siapa yang dimaksud Dion.

"Nggak tau, aku takut aja kalau ini salah satu tanda kiamat mau datang," balas Hendra tidak kalah berbisik. Sudah beberapa hari ini David terlihat normal, rajin masuk pelajaran tidak pernah membolos bahkan tidak pernah cabut dari sekolah. Bahkan seperti hari ini, pria itu tampak sedang memperhatikan pelajaran dengan serius. Kedua sahabatnya sangat mengenal David dengan baik, dan tindakan normal ini justru akan aneh jika dilakukan pria itu.

"Jangan bikin aku merinding gitu deh, kayaknya ntar dia harus dipaksa dirukiyah dulu nggak sih?" kata Dion dengan tampang seriusnya.

"Ide bagus, dimushola depan kayaknya aku lihat ada yasin juga sih kemaren. Nggak lucu kalau tiba-tiba bumi hancur, aku belum dapet jodoh ini," lanjut Hendra yang kemudian cekikikan.

"Ehem," Deheman pak sbastian membuat Dion dan Hendra diam ditambah dengan tatapan laser dari sang guru Killer, yah salah sendiri mereka harus menjadikan hari ini untuk bergosip. Mungkin kenormalan David memang berakibat buruk bagi kelangsungan hidup mereka.

"Kamu ngajak berantem ya ngegosip dijam pelajaran tu guru Killer," bisik Hendra kesel, mengingat pembahasan ini disebabkan Dion yang memulainya.

"Kamu kan juga berpendapat yang sama, nggak lucu tau kalau gegara tuh anak normal kita yang kena imbasnya," Dion nggak mau kalah.

"Oke, kenormalan itu anak emang nggak wajar. Dia bahkan nggak buka mulut waktu aku tanya keadaanya. Takutnya beneran kesambet tuh anak kan bahaya," Hendra kembali ketopik pembahasan yang menurutnya masih tidak bisa dipercaya.

"Makanya, kan aku sudah bilang..."

"Hendra, Dion..." ucapan pak sbastian membuat Dion tidak meneruskan kalimatnya dan menatap kearah sang guru killer dengan harap-harap cemas "Sepertinya kalian punya nyawa dua karena berani membahas sesuatu yang bukan dalam pelajaran saya kan?" lanjut pak sbastian dengan senyuman membunuhnya.

"Glek," Dion dan Hendra menelan ludah dengan susah payah seolah nyawa mereka sedang dipertaruhkan. Kemudian keduanya melirik kearah David seolah meminta pertolongan, tapi pria yang merasa tak berdosa itu tidak bergeming. Membuktikan fakta bahwa dia sama sekali tidak ikut andil dalam pembicaraan absur Dion dan Hendra, salah sendiri kenapa mereka harus bergosip tepat disaat ini, terlebih lagi dia sendiri yang jadi bahan gosipnya.

"Tolong, tinggalkan pelajaran dan berdiri diluar kelas," lanjut pak sbastian masih dengan senyuman membunuhnya, Dion dan Hendra saling lirik takut, bahan kalimat pembelaan tidak keluar dari mulut keduanya "Se-ka-rang..." putusnya final dan membuat kedua makhluk itu mau tidak mau berdiri, melangkah dengan lemah keluar kelas setelah kembali melirik kearah David meminta pertolongan, tapi lagi-lagi keduanya mendapatkan reaksi yang sama. Fik, kali ini keduanya yakin kalau hal buruk memang disebabkan karena kenormalan sahabatnya yang memang Absurd ini.

Bersambung ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 13

Detail cerbung Mr Hero vs Mrs Zero

Tidak ada komentar:

Posting Komentar