Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 02

Masih dengan tema yang sama Mr Hero vs Mrs Zero kali ini admin bawa lewat dari target yang seharusnya diposting.

Untuk yang sebelumnya sudah lupa dengan part pertama bisa diklik disini Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 01. Over all, Happy reading yaa...

Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 02
Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 02

Mr Hero vs Mrs Zero


“Hai Olive... Aku sudah menunggumu dari tadi,” ucap David sambil melangkah mendekati Olive yang masih berdiri ditempatnya.

“Apa yang kamu lakukan disini?” tanya Olive sambil menutup mulutnya, mengingat apa yang terjadi pada pertemuan pertama mereka membuat gadis itu tidak bisa menganggap David sebagai orang biasanya, bahkan tatapan yang ia tunjukkan persis menganggap David orang mesum yang mengganggu gadis-gadis.

“Ahh ayolah, aku bukan monster. Kenapa kamu ketakutan seperti itu, dengan wajah seganteng aku. Biasanya gadis-gadis akan memanggilku sebagai malaikat,” ucap David dengan bangganya, tak lupa juga ditunjukkan wajah innocent nya yang tampak membuat pria manis itu bertambah imut.

“Malaikat?” tanya Olive sambil membuka mulutnya dan menatap penuh penialain kearah David, pria itu langsung mengangguk penuh percaya diri “Mungkin,” lanjut Olive yang membuat David langsung tersenyum.

“Aku bilang juga apa, tidak akan ada gadis yang bisa menolakku,” jawab David dengan bangga.

“Tentu saja dengan wajah dan tingkah itu kamu seperti malaikat,” ucap Olive sambil berlalu, membuat David makin tersenyum lebar dan siap mengikuti langkahnya, namun gadis itu segera berbalik “Malaikat maut!” lanjutnya tegas sambil menunjuk tepat diwajah David yang langsung menaikkan alisnya kaget. Kemudian sebelum pria itu sempat membalas, Olive segera melangkah pergi.

“Ahh, ternyata lebih sulit dari pada dugaanku. Gadis ini memang berbeda,” ucap David sendiri, namun bukannya kesal justru senyuman malah bertengger dibibirnya “Menarik,” lanjutnya dan ikut melangkah pergi mengikuti Olive.

David mengendarai motornya tepat disamping sebuah bus yang tidak terlalu kencang. Setelah gagal membujuk gadis itu untuk diantar pulang, David memutuskan untuk mengikuti gadis itu dengan motornya. Olive yang melihat hal itu dari jendela bus tampak menatapnya kesal, namun pria itu masih memberikan senyuman terbaiknya.

“Jadi ini tujuanmu,?” tanya David saat Olive tiba disebuah Toko buku diseberang jalan yang cukup sederhana, timpat itu tidak cukup besar namun juga bukan Toko yang kecil, lingkungan disekitar juga ramai bahkan tidak jauh dari sekolah. Sepertinya memang tempat yang cocok untuk dijadikan sebagai tempat menjual buku.

“Buku apa yang kamu cari?” tanya David lagi saat Olive tidak menjawab pertanyaannya, tapi kali ini juga gadis itu tetap diam dan melangkah memasuki pertokoan.

“Oh ayolah, kamu benar-benar tidak ingin memberitahuku? Aku bisa membantumu,” lanjut pria itu tidak mau kalah, bahkan sengaja mempercepat langkahnya untuk berdiri didepan Olive.

“Aku tidak membutuhkan bantuanmu,” ucap Olive terdengar sambil malas-malasan. Meladeni pria ini memang tidak bisa dengan kekerasan, mendengar apa yang Devi ceritakan, mungkin memang pria ini salah satu dari beberapa orang yang tidak bisa menerima kata tidak. Namun tetap saja Olive menolaknya.

“Baiklah, anggap saja aku yang membutuhkanmu, jadi apa yang kamu cari disini?” tanya David masih dengan gigihnya membuat Olive yang sudah menduga hal itu lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya.

“Baiklah, karena aku tidak tau apa yang kamu cari dan kebetulan aku juga tidak suka dengan semua yang berbau buku-bukuan. Aku akan menunggu disini sampai kamu kembali,” ucap David setelah tiba didepan pintu Toko buku didepannya, Olive menatap kearah pria itu tidak percaya, kemudian menoleh kearah kursi yang berada diteras tokonya.

Kemudian Olive kembali menatap pria itu yang kini tersenyum kearahnya, memastikan bahwa apapun yang terjadi dia akan bersikeras mengikuti kemauannya, Olive akhirnya menggeleng. Kemudian tampa sepatah katapun memasuki toko buku meninggalkan David sendiri, awalnya ia ingin mengatakan bahwa ia disini untuk bekerja, namun akhirnya ia lebih memilih untuk diam dari pada mengatakan apa yang tidak akan didengar oleh pria didepannya. Baiklah, anggap saja ini hanya sebagai pengunjung biasa yang bahkan tidak dikenalnya.

“Siapa yang bersamamu tadi?” tanya Neza kearah Olive saat gadis itu muncul dengan seragam kerjanya.

“Maksudmu pria yang duduk diluar?” Olive memastikan, Neza langsung mengagguk.

“Aku melihatnya menahanmu saat kamu ingin masuk, apakah dia mengganggumu? Kenapa dia tidak masuk ataupun pergi?” tanya Neza.

“Dia menanyakan apakah aku mengizinkannya duduk diluar karena dia sedang menunggu seseorang, jadi aku mengatakan iya. Kemudian disanalah dia sekarang,” ucap Olive sambil meraih sapu untuk melakukan pekerjaanya.

“Menunggu? Siapa?” tanya David sambil memperhatikan pengunjung toko bukunya, hanya terdiri dari beberapa orang yang tidak memungkinkan untuk ditunggu oleh pria berseragam SMA karena mengunjungnya baru 3 orang anak-anak yang sedang membaca, seorang pria yang duduk dimeja dengan buku didepan, 4 orang gadis remaja yang duduk bersama dan seorang ibu-ibu yang sedang memilih buku-buku diraknya.

“Tauu... belum dateng kali orangnya,” balas Olive sambil mengangkat bahunya tanda nggak perduli, kemudian menyapu toko buku tempat kerjanya. Mengingatkan pria itu kalau waktu ngobrol sudah habis dan saatnya berkerja kembali.

“Ngomong-ngomong... malam ini ada acara ulang tahun kakakku dirumah. Bukan acara yang besar sih, hanya makan-makan untuk keluarga dan beberapa teman dekat. Berminat untuk gabung?” tanya Neza sambil berjalan kearah kasir yang tak jauh dari tempat Olive berdiri untuk menyapu.

“Malam ini? Emm... maaf sekali, aku tidak bisa. Aku harus mengerjakan tugas kalau tidak ingin besok kena hukuman. Dan itu bukan Cuma satu mata pelajaran,” jawab Olive setelah berfikir beberapa saat.

“Ohh begitu, sayang sekali. Mungkin lain kali aku bisa mengundangmu,” jawab Neza sambil tersenyum.

“Baiklah, salam untuk kakakmu ya. Kudo’akan semoga panjang umur dan sehat selalu,” balas Olive sambil tersenyum.

“Ehem...” serentak Olive dan Neza menoleh kearah deheman yang berada tak jauh darinya, tampak seorang pria separuh baya berkacamata yang berdiri tanpa menoleh kearah mereka sedang berjalan menjauh, meskipun begitu tanpa diberikan kode kedua kalinya kedua karyawan itu segera kembali fokus dengan kerjanya. Terkadang bosnya memang berada ditoko untuk melihat-lihat.

Mr Hero vs Mrs Zero


Olive melirik jam yang tertera diatas samping meja kasir, tepat jam 18:00 Wib, sesaat ia melirik kearah Neza yang masih dibalik rak-rak buku membereskan pekerjaannya, karena hari ini giliran dirinya berada dimeja kasir, sebelum itu ia juga melirik kearah pengunjung yang masih berada ditoko buku sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Olive melirik keluar tokonya memperhatikan apakah pekerja shiff malam sudah hadir kemudian ia sedikit menghembuskan nafas saat menyadari keadaan luar yang masih sepi.

“Hei, ganti baju aja dulu gih. Aku jagain kasir bentar,” ucap seseorang dari samping yang membuat Olive menoleh dengan tatapan penuh tanya “Sudah jam pulang loh, sebentar lagi pasti anak shiff malam datang,” lanjut Neza yang langsung dibalas senyuman lebar Olive.

“Terimakasih. Aku segera kembali,” ucap Olive segera dan meluncur kebelakang toko dimana terdapat ruang ganti, pria itu selalu melakukan hal yang sama berulang kali, padahal pekerjaan mereka seharusnya sama, namun tetap saja pria itu selalu menempatkan Olive untuk kembali tepat pada waktu, sementara ia akan menggantikan sebentar sampai karyawan shiff malam datang meskipun hal ini tidak sering terjadi.

Selesai mengganti baju dan menyusun rapi seragam sekolahnya kedalam tas ranselnya Olive keluar dari ruang ganti dan berjalan kearah kasir, kini disana sudah datang kedua karyawan shiff malam yang berdiri disamping Neza dan ngobrol ringan, Olive sedikit mendengar permintaan maaf dari mereka karena datang sedikit terlambat, sementara Neza sendiri tersenyum memaklumi menanggapinya.

“Hei Rita, Desi...” sapa Olive sambil tersenyum.

“Hei kak Olive,” Balas Rita dan Desi hampir bersamaan dan ikut tersenyum.

“Kita ganti baju dulu bentar ya kak Neza,” ucap Rita kearah Neza yang masih duduk dimeja kasir. Yang dibalas Neza dengan anggukan, tak lupa juga sebuah senyuman masih bertengger dibibirnya.

“Emm,.. Aku duluan ya Nez,” ucap Olive yang juga dibalas senyuman oleh Neza.

“Seep, hati-hati dijalan ya... Inget kalau jatuh bangun sendiri,” balas Neza sambil bercanda yang dibalas tawa oleh Olive kemudian ia melangkah keluar dari toko, hari ini ia membawa dua tas karena Desi meninggalkannya dikelas.

Olive memeriksa hpnya dan memastikan gadis itu membalas pesannya yang mengatakan ia akan mengantarkan tas miliknya kerumah sepulang kerja ini, sambil mendorong pintu toko tanpa memperhatikan kesekelilingnya, langkah pastinya sudah hafal akan lokasi latar kantornya.

“Kenapa kamu tidak mengatakan kalau kamu kerja disini,?” pertanyaan bernada berat itu membuat Olive menatap kaget kearah samping dan segera membulatkan matanya.

“Astaga, kamu ngapain masih disini?” ucap Olive kaget, kemudian ia melirik kearah dalam tokonya melalui pintu kaca tepat dibelakangnya, sosok Neza sudah tidak ada dan digantikan dengan Rita yang siap melakukan pekerjaannya, menandakan pria itu sudah memasuki ruang ganti dan siap untuk pulang.

“Tentu saja aku menunggumu, aku sudah mengatakannya tadi bukan?” jawab David dengan polos kemudian merenggangkan tangannya keatas, meluruskan sendi-sendi ototnya yang menandakan pria itu tetap duduk ditempatnya selama ia bekerja.

“Hais, ikut aku...” perintah Olive langsung segera dan membawa pria itu keluar sebelum Neza keluar. Saat tiba ditempat parkir Olive barulah memperhatikan penampilan pria didepannya, tampilannya terlihat tidak beraturan, matanya jelas sekali lelah dan Olive cukup yakin tubuh pria itu juga, memangnya siapa yang akan baik-baik saja setelah menunggu seseorang selama 4 jam lebih. Namun meskipun begitu aura tampan pria itu tetap tidak hilang dengan seragam sekolahnya.

“Aku tidak tau kalau kamu akan dengan nekat tetap menunggu seperti itu, dan meskipun begitu setelah mengetahui aku bekerja disini kenapa kamu tidak segera pulang?” protes Olive langsung.

“Sebagai pria yang baik, bukankah sudah seharusnya aku menepati janji? Sudah kubilang aku akan menunggumu,” kembali David bersuara, membuat Olive kehabisan kata-kata.

“Bagaimana, apakah aku sudah berhasil membuatmu terpesona?” tanya pria itu kembali, bahkan kali ini sambil mengedipkan sebelah matanya. Ya Tuhan, kalau saja pria ini tidak seperti yang ia kenal sebelumnya, Olive yakin kalau ia akan langsung jatuh cinta.

“Tidak,” bantah Olive cepat “Aku sama sekali tidak merasa apapun, kembalilah karena aku akan pulang sekarang,” lanjutnya dan melangkah pergi.

“Bagaimana kalau kamu kuantar pulang saja, ini sudah hampir malam loh,” tawar David lagi. Namun hanya dibalas sebelah lambayan tangan dari gadis itu dan tetap melangkah pergi, bahkan tanpa menoleh. David menghembuskan nafas berat kemudian menunduk memikirkan sesuatu. Tanpa menyadari Olive yang berbalik menatap kearahnya.

“Dan aku peringatkan, jangan pernah berfikir untuk mengikutiku lagi,” ucap gadis itu tegas yang membuat David kembali menatapnya, kemudian gadis itu melanjutkan langkahnya tanpa menunggu balasan dari pria itu. Yang tanpa disadarinya justru malah tersenyum penuh misteri.

“Gadis ini semakin menarik...” ucap David lirih sambil tersenyum, kemudian mengambil helm dimotornya dan siap mengendari pulang.

Bersambung...

lanjut Ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 03

Detail cerita Mr Hero vs Mrs Zero

Tidak ada komentar:

Posting Komentar