Cinta Ku di Sia-sia

Haaiiii... datang lagi nih dengan cerpen cinta barunya. Wkwkkw, bukannya menyelesaikan I am Falling in love With you nya malah muncul dengan cerpen baru lagi. Heheh, yaaa nggax papakan. Untuk special ulang tahun saja. Jadi memberikan hadiah untuk diri sendiri dengan menghadirkan ni kisah. Menyedihkan sii tapii yaaa setidaknya ini bisa menjadikan hati ini lebih tenang dari sebelumnya. Cie ciee cieee...

Okelah, dari pada kebanyakan curcol nggax jelas, langsung saja yuk keceritanya. Cintaku di sia-sia hadir dengan pengetikan selama dua hari tanpa pengeditan. Haha, takut tidak selesai tepat waktu, jadi yaa langsung saja di posting. Yaaa ancur-ancur deh. Namanya juga lagi galau. Wkwkkw... over all, happy reading aja lah yaa...


n>

Namaku Tiara. Dan aku senang dengan nama ini karena beberapa hal. Salah satunya karena aku ingin menjadi seperti Mutiara. Mutiara itu berlian putih yang mahal harganya, juga termasuk jenis benda yang kuat tidak mudah pecah. Makanya aku ingin menjadi seperti Mutiara, kuat, tidak mudah pecah dengan hantaman apapun. Dan yang lebih baik lagi adalah, hanya orang-orang yang benar-benar menginginkannya saja yang bisa memilikinya dengan usaha yang begitu besar karena harganya.

Sekarang aku baru berusia 17 tahun, dan satu minggu lagi adalah ulang tahunku yang ke 18 tahun. Dimana usia dari seorang gadis remaja yang akan menginjak dewasa. Sebelum usiaku genap 18 tahun, aku ingin berbagi kisah cinta yang lagi-lagi menyedihkan. Tapi berhubung aku termasuk orang yang berfikir positif, aku menganggapnya sebagai sebuah keberuntungan.

Kisah cintaku sudah buruk sejak aku masih berada dikelas dasar. Haha, walau begini aku sudah mengenal apa itu suka terhadap lawan jenis meski usiaku baru beberapa tahun. Tapiiii yaaahh seperti yang ku bilang semua kisah cintaku bernasib sama. Aku juga tidak tau kenapa ini bisa terjadi, tapi yang jelas beginilah kehidupanku.

Bicara soal cinta, sejak SD aku pernah menyukai seorang cowok yang bisa dikategorikan kedalam cowok keren sekelasku. Iya, hanya satu kelas, bukan berarti ada yang lebih keren, hanya saja sejak di sekolah dasar, aku tidak pandai bergaul. Yang bisa ku lakukan hanya menyendiri dari keramaian, duduk sendiri tanpa siapapun, bahkan hampir memasuki tahun ke 5 aku masih saja belum mengenal semua teman sekelasku. Makanya hanya cowok satu kelas ku yang ku tahu kalau dia menarik perhatianku. Karena dikelas lainnya aku tidak tau jika ada makhluk lain. #Parah.

Namanya Ferdy, aku menyukainya sejak menginjakkan kaki di kelas pada tahun ke 4 ku di sekolah dasar. Dan rasa itu tetap bertahan hingga aku menginjak kelasku pada tahun ke 6. Usaha yang kulakukan.? Tidak ada, aku hanya diam dan memperhatikannya dari kejauhan. Dan berdoa agar dia bisa melihat keberadaanku. Karena aku termasuk orang yang minder dan tidak suka keramian. Bahkan saat aku dijahili oleh teman-teman sekelasku, yang bisa aku lakukan hanya diam dan menghindar, tanpa berani membalas atau apapun. Bodoh.? Mungkin itu sebutan yang pantas, tapi aku juga tidak bisa mengubah takdirku.

Cintaku tanpa berbalas, rasa sukaku tanpa diketahui orang lain. Bahkan hingga aku malanjutkan sekolah menengah pertama, aku tetap tidak bisa berbicara lebih kepadanya selain urusan pelajaran. Mungkin rasa ini hanya bisa berhenti dalam hatiku. Rasa minder, malu, takut, dan gengsi bercampur menjadi satu. Aku benar-benar orang yang kuper waktu masih di sekolah dasar bahkan hingga disekolah menengah akhir. Aku mengenal namanya Ferdy karena kebetulan setelah satu tahun menyukai orang yang bahkan namanya saja aku tidak tau itu, aku harus duduk berdua dengannya atas saran dari wali kelasku. Yaahh,,, pindah-pindah duduk. Agar lebih mengenal satu sama lain, begitu kata guruku.

Cintaku disia-sia


Begitu memasuki sekolah baruku aku tidak lagi bertemu dengannya, cinta ku di sia-sia. Dan di sekolahku yang kedua yaitu MTS, aku bertemu lagi dengan seorang yang berhasil menarik perhatianku. Tapi lagi-lagi keminderan, takut, dan rasa malu itu tidak bisa dihindari. Aku mulai merasa tertarik kepadanya sejak tahun kedua aku memasuki sekolah baruku, namanya Arya. Rasa ini lagi-lagi hanya sebuah beban yang membuat jantungku lagi-lagi terasa sesak. Cinta ini hanya aku sendiri yang merasakan. Tanpa mampu untuk diungkapkan. Bahkan untuk mendekatinya saja aku tidak mampu. Yang kulakukan malah hanya duduk menyendiri dengan pena dan buku ditangan. Selain itu lagi-lagi berdoa agar dia tau keberadaanku. Mungkin termasuk hal yang sia-sia, tapi hanya ini yang bisa kulakukan saat itu. Menulis semua yang kurasakan menjadi sebuah novel yang akan kubaca dan kubanggakan untuk diri sendiri. Karena hanya dengan menulis, aku bisa sedikit mengalihkan perhatianku tentang cowok, bahkan aku bisa menyalurkan apa yang benar-benar kurasakan dan tentang rasa yang sangat ingin aku lakukan. Semua itu menjadi sebuah cerita.

Memasuki tahun ketiga masa MTs ku. Tanpa diduga, tanpa disangka, Ferdy. Cowok pertama yang berhasil menarik perhatianku namun sudah berhasil kulupakan ternyata menembakku. Bingung. Aku tidak tau harus melakukan apa, yang pada akhirnya hanya bisa menolaknya. Yang herannya dia bukannya berhenti, tapi semakin mengejarku. Yang pada akhirnya membuatku menghindarinya. Disini aku mulai berfikir, apakah doa ku hanya akan terkabul setelah aku melupakannya.??

Mulai saat itu aku belajar berfikir positif, semuanya akan indah pada waktunya. Ya, hanya dengan berkomitmen seperti itu, bisa sedikit menenangkan hatiku. Mungkin dulu Ferdy tidak menyukaiku karena aku tidak mendekatinya, dan sekarang mungkin hanya karena doa ku. Berhubung yang kudoakan dan kupinta berbeda pasti rasa yang Ferdy miliki tidak akan bertahan lama, dari pada sakit lagi mending aku menjauh. Cinta pertamaku, bernasib buruk.

Lanjut kecinta keduaku, tidak jauh berbeda. Karena saat ini yang bisaku lakukan hanya diam dan mencintainya dari kejauhan. Maka dia tidak pernah menyadari perasaanku. Dan lagi-lagi rasa itu berhasil bertahan hingga 2 tahun. Tidak terlalu buruk. Tapi saat aku melanjutkan sekolahku, rasa itu berhasil kulupakan. Dan taraaaa,, kejadian masa lalu terulang.

Memasuki tahun pertama MA ku, aku menyukai satu cowok sekelas yang yaaahh lagi-lagi berhasil menarik perhatianku, dan Arya herannya dia pula yang mengejarku. Untung dia berbeda sekolah yang membuatku bisa menghindarinya. Aku sudah tidak mengharapkannya. Sepertinya dua tahun sudah cukup untuk kulupakan. Mungkin ini bisa dikategorikan sebagai salahku. Kenapa.? Karena sepertinya orang yang aku doakan semuanya menjadi nyata. Aku tidak bermaksud untuk membalasnya, hanya saja memang saat dia menyatakan cintanya pada ku. Rasa cintaku suah tiada.

Tentang apa yang aku doakan. Aku hanya bisa minta maaf. Kenapa dikabulkan pada waktu yang tidak tepat, entahlah. Ini memang takdirku, atau ini adalah sebuah keberuntungan yang diberikan Tuhan. Aku belum bisa mengartikan apa keberuntungan yang kumaksud sekarang. Tapi yang jelas, Tuhan mengabulkan setiap permohonan umatnya meski dalam waktu yang hampir mencapai 2 tahun. Dan aku tidak tau kenapa Tuhan mengabulkannya saat perasaan yang kupunya sudah hilang.

Cintaku disia-sia


Tahun pertama, beberapa bulan aku masih tetap menyendiri. Duduk sendiri dari keramaian, ditemani pena dan buku. Beberapa anak cowok ada yang mendekatiku, aku melayani hanya dengan basa-basi yang mungkin akan dianggap cuek. Sebenarnya bukan maksudku seperti itu, hanya saja aku tidak bisa bergaul, dan aku tidak tau caranya bicara dengan mereka. Pada bulan ke 3 ada 5 makhluk cowok yang menembakku. Bukan bermaksud sombong, tapi aku tidak bisa menerimanya karena aku tidak menyukainya.

Walau aku tidak bermaksud begitu, tapi tetap saja gelar sombong melekat padaku. Yaahhh berhubung aku orang yang tidak memperdulikan siapapun yang tidak pernah memperdulikan perasaanku, perkataan dan cacian itu hanya seperti angin lalu saja buatku. Memang, terkadang rasa bersalah, kesel, serta marahku muncul dengan semua tindakan mereka. Tapi dengan berfikir positif aku tetap diam tanpa membantah.

Cinta ketiga ku jatuh pada seorang cowok tinggi bernama Steven. Teman sekelasku juga, karena sepertinya aku tidak mengenal satupun anak kelas lain, bukan hanya itu bahkan anak kelas ku sendiri saja ada yang tidak kukenali namanya. Haha Parah parah deh. Heemm rasa ini semakin berkembang karena dia duduk tidak jauh dariku. Dan sejak saat itu aku melawan sifat minderku dengan berusaha untuk mendekatinya.

Berusaha untuk bergabung dengan teman yang lainnya, berusaha untuk selalu mencari tau tentangnya dan saat rasa itu semakin tumbuh menjadi lebih besar, dan Steven juga seolah memberikan harapan yang sama. Aku merasakan untuk pertamakalinya rasa Patah hati. Haha, bingung kenapa harus ada patah hati saat aku menyukai Steven yang ternyata seolah memberikan harapan.?

Bagaimana tidak, saat aku sudah semakin berharap ternyata aku menemukan kenyataan yang sumpah demi apa benar-benar rasa sakit yang tidak bisa kutolak. Karena aku baru menyadari kalau Steven menyukai Winda, teman cewek sekelasku juga yang ternyata sudah memiliki pacar. Kisah ini begitu rumit, karena adanya sifat ke persahabatan ditambah dengan keegoisan serta tanpa mengetahui apa yang sama-sama dirasakan.

Biar kujelaskan, ternyata kisahku lagi-lagi menyedihkan. Steven menyukai Winda, tapi sebagai cewek Winda ini sedikit cuek. Ya mungkin saat aku berada dalam posisinya juga pasti seperti itu. Sedikit cuek untuk membuktikan apakah sang cowok serius. Steven salah mengartikannya sebagai penolakan. Membuat Steven patah hati, saat itulah aku datang. Aku yang sedang berusaha mendekati Steven tanpa tau masalah mereka berhasil membuat Steven kembali tersenyum ceria. Dan saat itulah aku tau kalau Steven menyukai Winda.

Sakit. Ya, hanya itu yang bisa kurasakan. Rasa sakit ini seolah aku tidak bisa bernafas dengan benar, seharian aku menyendiri dikamar. Apakah kisah cintaku akan terus-terusan seperti ini.?? Ya Tuhaann... betapa bodohnya aku ini, baiklah. Sepertinya kali ini aku butuh perubahan. Sifat minderku harus benar-benar pergi dari kehidupanku. Meskipun sakit, sepertinya harus ada yang bahagia. Ya, aku harus menyatukan mereka kembali.

Hal ini membuat Winda salah faham, saat melihatku begitu dekat dengan Steven, dia semakin menjauh. Sementara yang kulakukan malah kembali menyemangati Steven untuk kembali dekat dengan Winda. Dan Steven yang merasa lagi-lagi ditolak lebih memilih berhenti dan menanggung sakit. Akhirnya, tiga orang dalam satu cinta ini merasakan sakit. Hadeeehhh...

Winda yang sudah terlanjur merasa sakit hati dan merasa jika ia menerima Steven maka aku yang patah hati ini akhirnya menerima Aldo sebagai pacarnya, kakak kelas yang kebetulan menyukainya sejak dulu. Sedangkan aku, yang merasa pengorbanan Winda untuk kebahagiaanku tapi tidak pantas aku dapatkan ini. Merasa lebih baik mundur. Hei, tanpa adanya aku harusnya mereka bisa bersama bukan.? Aku benar-benar merasa bersalah saat itu. Awalnya aku memang menyukai Steven, tapi setelah aku tau Steven menyukai Winda rasa itu telah aku lupakan. Walau aku tetap mendekati Steven, itu hanya untuk menyatukan mereka kembali.

Sementara Winda yang salah faham malah lebih memilih untuk pergi. Tinggalah aku dan Steven. Disini aku bingung. Gawat, aku pernah mendoakan agar Steven bisa menatapku sebagai seorang gadis bukan sahabat, bagaimana jika itu benar-benar terjadi sementara rasa yang kupunya sudah tiada.??

Sebelum terlambat, aku memilih untuk menjauh. Tindakan bodoh seprtinya, karena itu membuat Steven menyadari perasaannya yang sesungguhnya. Karena dimana-mana penyesalan selalu datang terlambat. Atau kita akan menyadari betapa pentingnya sesuatu, justru saat kita kehilangannya. Saat aku menjauh giliran Steven yang mendekatiku. Tuhan, aku tidak mau menyakitinya, tapiiii perasaanku... Steven, bukan bermaksud mempermainkanmu. Tapi rasa yang ku punya memang sudah hilang sejak rasa sakit yang bergitu banyak itu terus-terusan membebaniku. Dan aku sudah melepaskanmu.

Dan seprtinya memang benar, saat seseorang pergi dari hatimu itu artinya kau mempermudahkan seseorang untuk masuk karena pintu hatimu masih terbuka. Selama proses pendekatan terhadap Steven yang kulakukan untuk mendekatkannya kembali kepada Winda. Ada seorang cowok yang memberikan perhatian lebih terhadapku namanya Ferly. Dan saat aku benar-benar melupakan Steven, rasa cintaku berpindah kepada Ferly. Haha, akhirnya dan lagi-lagi orang yang kucinta tidak bisa aku miliki.

Memasuki tahun kedua, Winda memujukku untuk menerima Steven sebagai pacarku. Dan dengan berat hati, aku menolak. Mengobrol bebrapa saat bersama Winda tentang apa yang terjadi sebelumnya.

“Maaf Winda, aku tidak bisa. Kau tau, aku mendekati Steven hanya untuk menayatukan kalian kembali. Karena aku tau, Steven menyukaimu” jawab ku Saat Winda mengatakan kepadaku kalau aku harus menerima Steven menjadi pacarnya karena Steven menyukaiku.

“Aku sudah memiliki pacar Tiara, kau dengar itu. Aku sudah memiliki orang yang baru beberapa saat ini bisa aku cintai dan aku sudah terlalu banyak menyakiti orang sebaik itu” kata Winda.

“Tapi Steven juga mencintaimu Winda” balas ku.

“Tidak untuk sekarang Tiara. Dia menyukaimu. Percayalah padaku, terima cintanya. Aku tau dulu kau juga mencintainya bukan.?” Kata Winda, aku terdiam.

“Aku akui, dulu aku memang menyukainya. Tapi maaf, maaf sekali saat ini. Rasa itu sudah hilang, aku tidak memiliki perasaan apapun kepada Steven setelah aku berusaha untuk mendekatkan kalian kembali” kataku “Dia mencintaimu Winda”

“Kasian Steven, apakah cintanya harus berakhir seperti ini.? Kau jahat Tiara, kau mempermainkannya. Dulu, saat dia mencintaiku, kau datang mengisi hari-harinya. Dan kau selalu ada disaat dia membutuhkan seseorang. Dan sekarang, saat dia mencintaimu. Apa yang kau lakukan.?? Kau pergi begtu saja. Tega sekali dirimu” ucapan Winda benar-benar menusuk ulung hatiku. Benarkah semua ini salahku.? Tapi perasaan yang kupunya untuk Ferly...

“Kau tidak bisa menyalahkanku Winda.!” Ucapku akhirnya “Kau juga menyakitinya bukan.? Aku datang hanya untuk menyatukan kalian kembali, aku akui dulu aku memang menyukainya. Aku akui itu, tapi dia tidak pernah menyadari keberadaanku. Dan saat aku pergi kenapa dia harus mengejarku.?” Lanjutku tidak bisa menahan emosiku sendiri.

“Kau egois Tiara” ucap Winda.

“Lalu apa bedanya denganmu.?” Balasku tidak mau kalah.

“Ya, aku tau aku juga salah. Tapi tidakkah kau berfikir sedikit saja mengenai perasaan Steven, dia saat ini menyukaimu. Kau yang membuatnya jatuh cinta. Tidak bisakah kau mempertanggung jawabkan perbuatanmu.?” Tanya Winda.

“Maaf. Rasa yang kupunya sudah hilang atas perbuatannya sendiri. Itu salahnya kenapa dia tidak menyadari keberadaanku disaat aku mencintainya, dan saat ini aku sudah menyukai orang lain. Dan dia sudah menembakku, aku terlalu bodoh tidak menyadarinya dan selama 5 bulan ini aku benar-benar sudah banyak menyakitinya” balasku akhirnya.

“Tapi Steven...”

“Memangnya apa yang bisa aku lakukan.?!” Bentakku akhirnya, dan ini kali pertama aku menunjukkan emosiku terhadap seseorang “Apa yang harus aku lakukan.? Ferly menyukaiku, dia selalu ada untukku disaat aku membutuhkan, bahkan dia ada disaat Steven membuatku patah hati. Aku sekarang menyukainya, jika itu kau. Apakah kau akan lebih memilih orang yang menyia-nyiakanmu.?” Lanjutku. Winda terdiam. Stelah emosiku terucapkan, aku baru tersadar dan menyesali kebodohanku “Maaf Winda, aku tidak...”

“Ini bukan salahmu” Potong Winda “Aku tidak akan memaksamu lagi. Dan aku tidak bisa bersikap egois bukan, ya kau benar. Jika itu aku, maka aku akan lebih memilih orang yang mencintaku dan selalu ada untukku. Seprti yang aku lakukan sekarang, pacarku. Ya, aku harus mencintanya bukan.?” Lanjutnya.

“Sampaikan maafku untuk Steven. Aku tidak bisa, dan ini terakhir kalinya kita membahas tentang dia. Andai dulu aku tau kau juga menyukainya, mungkin aku tidak akan membuatmu patah hati dan memilih orang lain” kataku menyesali diri.

“Sudahlah, tidak ada yang salah disini. Kau tau, didunia ini perasaanlah yang paling egois. Karena dia akan merasa sakit jika keinginanya tidak didapat. Semoga kau bahagia dengan pilihanmu Tiara” kata Winda dan akhirnya pergi.

Cintaku disia-sia


Heemm... akhirnya Ferly menjadi pacar pertamaku. Haha, setelah semua yang telah terjadi. Ya, aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri. Sejak awal, ini memang sudah salah. Keberuntungan yang kusebut saat menerima Ferly juga salah. Karena... lagi-lagi aku menemukan cinta yang salah. Cinta itu diukur dari seberapa sakit kita karenanya, karena yang namanya jatuh itu pasti sakit. Tidak terkecuali jatuh cinta bukan.??

Cinta waku SD beberapa kali aku merasakan sakit karenanya, begitu juga saat MTs ku. Bahkan untuk Steven. Rasa itu lebih banyak, tapi sayang aku menyadarinya terlalu telambat. Karena saat aku mengetahu Ferly yang selama ini digosipkan selingkuh. Tapi tidak bisa kubuktikan ini. Hatiku tidak sesakit saat mengetahui Steven menyukai Winda dulu. Apakah ini artinya, cinta ku utuk Ferly hanya... sebatas karena dia selalu ada untukku.???

Sebenrnya siapa yang aku cintai.??? Aku tidak merasakan sakit yang lebih dari luka goresan. Dan saat aku melihat kearah Steven bersama pacar barunya, rasa itu juga tidak muncul. Sakit, sedikit sesak sulit bernafas dan tanpa bisa melakukan apapun. Dimana rasa sakit itu.??? Hais, entahlah. Aku tidak tau apakah aku menyukai Ferly atau tidak. Ini sedikit membingungkan.

Hubunganku bersama Ferly bertahan selama 5 bulan 7 hari. Dengan alasan jarak ruang dan waktu. Kita akhirnya lebih memilih untuk berakhir secara baik-baik. Tanpa ada masalah, semua berjalan dengan baik. Aku juga tidak merasakan sakit yang harusnya kau rasakan.nasib buruk ku untuk yang pertama. Diselingkuhin. Aku akui rasa sakit sedikit itu mungkin rasa cinta yang tinggal sedikit. Cintaku disia-sia.

Memasuki tahun ajaran ketiga. Cinta kegitaku muncul lagi. Wkwkw, tapiiii kisahku tidak jauh berbeda. Akan kuceritakan seperti janjiku, walau seperti yang telah kubilang sebelumnya. Kisah cintaku buruk, tidak seindah bayanganku tentang adanya cinta itu sendiri. Karena cinta itu menyakitkan.!

Cintaku disia-sia


Namanya Briyan. Aku menyukainya seperti orang gila, dan inilah yang pertama kurasakan dalam hidup. Padahal aku tau dia menyukai sahabatku, tapi cinta ini tidak bisa kutolak. Cinta ini tetap ada, bahkan dengan bodohnya aku berharab mungkin dengan penolakan yang diberikan oleh sahabatku itu. Menjadikannya bisa membalas cintaku. Air mataku jatuh, untuk yang pertama kalinya buat seorang cowok. Ya, dia. Untuknya air mata ini menetes. Bodoh bukan.? Tapi, aku tidak bisa manahan rasa sakit itu sendirian.

25 Desember, malam natal. Aku ingat malam itu, malam dimana aku telah berjanji akan melupakannya. Malam dimana rasa yang kupunya harus kulupakan. Malah menjadi awal dari segalanya. Tanpa di duga, dia menembakku. Tidak resmi, hanya lewat sms. Berhubung aku orang yang tidak akan mempercayai pengakuan lewat hape apalagi sms. Aku tidak menerimanya.

Akhirnya tanggal 1 januari 2013 dia menjadi pacarku setelah mengajakku jalan dipantai. Hari yang aku anggap sebagai hari keberuntunganku. Semuanya terasa indah, membuang jauh-jauh fikiranku tentang dia menyukai sahabatku sendiri. Aku menanamkan kepercayaan dalam diriku, mungkin dia memang mencintai Olive, sahabatku itu. Tapi aku berharap suatu saat nanti. Ya, suatu saat nanti. Dia bisa membalas perasaan ku padanya. Bukan hanya sebagai pelampiasan semata, bukan hanya sebagai orang yang bisa dijadikan untuk melupakan seseorang.

Tapi sayang, hubunganku berakhir tepat 2 Agustus 2013 lalu, tidak bertahan lama. Tapi lebih lama dari sebelumnya. Lagi-lagi, cintaku disia-sia. Ya, ternyata dia tidak pernah menyukaiku. Aku hanyalah pelampiasan yang dijadikan untuk melupakan Olive, marah? Ya, itu untuk pertama kalinya aku marah terhadap diriku sendiri. Apakah peranku memang harus seburuk itu. Heemm memang sii aku yang mengucapkan kata putus itu. Tapi itu karena dia memaksaku.

Dia memintaku untuk melepaskannya, entah karena bodoh atau terlalu cinta, yang jelas aku melakukannya. Aku menuruti kemauannya, padahal jika aku boleh memilih, saat itu aku akan lebih memilih menjadi pacarnya dan berusaha membuatnya jatuh cinta kepadaku, tidak perduli apapun pandangannya terhadapku. Yang penting dia harus menjadi milikku. Tapi, aku tidak bisa bersikap egois bukan.???

Orang yang aku cintai meminta aku melakukannya, apakah aku harus menyakitinya.? Jawabanya tidak, aku tidak bisa menyakitinya. Setelah menyakinkannya seharian penuh tanpa ada hasil itu, yang kalau diinget-inget benar-benar menurunkan harga diriku sebagai seorang gadis. Seolah mengemis cinta, memohon-mohon untuk tidak ditinggalkan dengan menahan rasa sakit. Tapi setelah segala pengorbanan itu dia tetap memintaku untuk melepaskanya. Akhirnya aku menurutinya, itu juga setelah dia mengatakan bahwa cintaku menyakitinya.

Aku tidak ingin lebih banyak lagi menyakitinya, aku tidak bisa melakukan itu. Jadi, biarlah rasa ini hanya aku sendiri yang merasakan. Aku berharap semoga Tuhan memberikan pengganti untuknya yang lebih baik dariku, agar dia bisa lebih bahagia lebih daripada siapapun. Bahkan jika itu lebih baik dariku. Aku juga berharap dia tidak melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Rasa sakit itu biar hanya aku yang merasakan. Tidak akan aku bagi untuk siapapun. Dan mulai saat itu aku menyadari cinta itu benar-benar menyakitkan.

Setelah tidak makan dua hari karena kebetulan bulan puasa. Saat berbuka aku hanya meneguk air, bahkan saat sahur aku hanya memakan beberapa potong gorengan yang pada akhirnya tetep aku muntahkan. Ya, aku tidak pernah bisa makan saat fikiranku sedang kacau. Akhirnya dua hari aku tidak makan nasi. Aku kembali makan juga setelah orang tua serta keluargaku marah. Bahkan abangku sendiri sampai tau jika aku sedang ada masalah. Betapa menyedihkannya.

Aku meneteskan air mata. Bukan karena berpisah dengannya, karena aku sudah berjanji tidak lagi menangisi seorang cowok apapun yang terjadi. Tapi air mata itu menetes saat abangku memarahiku. Dia mengatakan ‘Kau fikir, galau itu hebat. Mau makan sekarang atau kau akan mati kelaparan ha.!’ Aku merasakan kesedihan yang amat sangat. Semenyedihkan itukah hidupku.? Heemm, ternyata memang benar-benar menyedihkan. 

Usahaku untuk melupakanya.? Heemm,, memandangi semua foto-fotonya, hadiah pemberiannya saat ulang tahunku, membaca ulang semua sms nya yang masih kusimpan dan terus-terusan berada ditempat yang biasa aku lakukan bersamanya. Bodoh.?? Tidak. Aku tidak terima lagi dibilang bodoh. Itu aku lakukan hanya untuk mengukur tensi darah. Heemm maksudku, mengukur seberapa banyak lagi rasa yang masih kupunya. Cinta itu menyakitkan bukan.? Saat rasa sakit itu masih ada, berarti kita masih menyukainya. Dan aku melakukan semua itu hanya untuk merasakan apa kah rasa sakit itu masih bisa aku rasakan.

Tepatnya sebulan setelah putus dan melakukan semua hal yang berhubungan dengannya, rasa itu tidak sesakit dulu. Bahkan aku menertawakan catatan pada diarry ku sendiri. Aku sangat ingat kata itu, kata yang mengatakan ‘Duniaku gelap tanpa adanya dirimu sang penerang hari-hariku’ Hahaha... itu benar-benar ungkapan paling lebay yang pernah aku tulis, bahkan aku tidak sadar saat aku melakukannya. Saat merasakan sakit dan meng galau dulu, aku hanya menyendiri dan menulis semua perasaanku. Ckckck, gelap.??? Setelah sebulan berlalu, semua itu toh cerah-cerah saja. Bahkan sedikitpun bayangan tentangnya tidak menjadikan rasa sakit dihatiku. Hais, meskipun cintaku disia-sia tapi sekarang aku kembali menjadi ceria.

Cintaku disia-sia


Memasuki tahun ku di Widiya Informatika, tepatnya diselatpanjang. Aku kursus disana selama satu tahun. Cowok disana ganteng-ganteng semua, bahkan lebih dari pada apa yang kubayangkan, bahkan guru-gurunya juga lho. Heemm, tidak menyesal deh masuk kesana. Hehehe #Promosi. Semua nya menarik perhatianku, mulai dari style, warna kulit, bentuk wajah daaann.... hehee bilang saja semuanya deh. Heemm tapi sayang. Sayaaaaaaang banget, mereka tidak pernah menyadari kehadiranku. Halakh, yaa sudah dibilang bukan, kalau cintaku selalu menyedihkan.??

Dan disinilah, aku menemukan orang yang... emm apa ya, berhasil memporak-porandakan hatiku mungkin. Ya, aku juga tidak tau bahasa apa yang pantas untuk diberikan kepada nya. Aku menyebutnya Pangeran kodok. Hehe, lucu bukan.?? Aku menyebutnya seperti itu karena dia itu orangnya keren, menarik perhatian, lucu, baik, keliatan polos, dan selalu ada untukku. Sejak putus dari Briyan, aku tidak lagi percaya dengan adanya cinta. Tapi setelah mengenal Sam, sang pangeran kodok. Aku mengakui bahwa aku kembali merasakan cinta.

Dia mengenalkanku apa itu cinta, dia mendekatiku hampir selama tiga bulan. Dan ngomong-ngomong jika aku tidak salah menghitung, dia telah menembakku sebanyak 6 kali. Bangga.?? Tidak. Aku tidak merasa bangga akan hal itu, malahan aku merasa takut jika sampai menyakitinya. Aku takut, jika aku bersamanya maka aku akan menyakitinya, makanya aku membiarkan hubungan ini bertahan menjadi hanya sebatas persahabatan meskipun aku sudah mencintainya.

Pangeran kodok. Heemmm, menurut pendapat kalian sendiri. Apa itu seorang pangeran.??? Menurutku sih, pangeran itu adalah orang yang bisa membuat kita terpesona, membuat kita bisa merasakan ketertarikan dan membuat kita terpana hanya dengan kehadirannya. Ya, bodoh mungkin. Tapi aku merasa Sam itu seperti pangeran, dia membuatku terpesona, membuatku merasa tertarik, membuatku terpana hanya dengan kehadirannya, dan yang menyadarkanku tentang kepangerannya adalah, dia berhasil membuatku jatuh cinta.

Kodok. Aku menyebutnya pangeran kodok karena dia seseorang yang mengenalkanku tentang cinta, serta orang yang berhasil membuat jantung ku berdetak lebih cepat saat bersamanya. Kalian tau kodok kan.? Yang meloncat-loncat itu. Karena kalau dekat dengannya, atau bahkan hanya menyebut namanya dan mengingatnya saja. Jantungku meloncat-loncat seolah ingin keluar dari rongganya. Jadilah dia Pangeran kodok ku. 

Sedangkan dia, dia malah memberiku gelar putri kecebong. Menyedihkan.  Aku tidak tau, apa maksudnya memberikan gelar itu untukku, tapi aku juga merasa sedikit senang. Setidaknya dia memanggilku dengan sebutan yang lain bukan.? Karena aku suka menjadi seseorang yang berbeda. Untuk siapapun. Heemm... rasa suka ku kepadanya. Mungkin bisa dijadikan kebanggaan tersendiri untuknya. Dia bisa membuatku jatuh cinta bahkan tidak berani menatap matanya. Ya, dari pada jantungku beneran keluar dari rongganya, lebih baik aku tidak memaksa untuk menatapnya. Herannya, dia selalu tertawa setiap aku mengalihkan tatapanku setelah dia memandangiku dengan tatapan anehnya.

Heemmm... kali ini cintaku benar-benar disia-sia. Orang yang aku percaya itu, hanya mengatakan kemunafikan yang lagi-lagi menggores hatiku. Luka yang masih berdarah, tergores lagi. Hatiku yang dulu disakiti saja baru bisa sembuh, eee malah ada lagi yang menyayatnya tipis-tipis. Perih. Itu yang aku rasakan. Tapi sedikit pun kebencian yang harusnya aku rasakan itu tidak bisa aku lakukan. Hatiku menolak, untuk membencinya. Bodoh bukan.

Setelah pendekatan yang dia lakukan selama 3 bulan, setelah menyatakan perasaannya kepadaku sebanyak 6 kali baru kubalas dan setelah hubungan itu berlanjut hanya selama 1 bulan 4 hari itu. Aku disia-siakannya. Untuk pertama kalinya, aku melanggar janjiku. Ya, menangis sendirian dikamar menyesali kebodohanku, bukan menangisi karena diputuskannya. Tapi menangis karena betapa bodohnya aku mempercayai makluk berjenis cowok.

Dia munafik. Bahkan rasa sakit itu terus saja aku rasakan. Dia menghinaku. Mencampakkanku. Dan menganggapku seperti orang yang bisa dibuang begitu saja. Sakit itu semakin dalam aku rasakan. Sewaktu pendekatan yang dia lakukan, aku berkali-kali mengatakan bahwa aku tidak sebaik yang terlihat, memilikiku hanya akan membuatmu kecewa, aku memiliki semua kekurangan, dan kelebihanku sama sekali tidak terlihat, aku ini egois, aku mau menang sendiri, dan aku juga tidak bisa dibilangin. Semua itu aku lakukan agar dia berhenti. Tapi dia membalas hanya dengan satu kalimat, aku menerimamu karena aku mencintaimu, tidak perduli dengan semua kekuranganmu.

Yang baru aku tau sekarang, kalau itu hanyalah kemunafikan semata. Orang sebaik itu, sekeren, sepintar dan sepolos itu. Mampu mengatakan hal yang sangat tidak pernah aku bayangkan. Berakhirnya hubunganku tidak bisa aku jelaskan sebabnya, karena aku sendiri tidak tau kenapa ini bisa berakhir. Yang aku tau hanya, tanggal 6 january 2014 Pangeran kodok dan Putri kecebong bersatu. Menjalani hari-hari berdua dengan indah, saling mengejek, mungkin kalian akan bingung. Tapi ejekan ini tidak bermaksud serius. Aku mengatakan dia itu jelek karena dia itu ganteng. Ngomong-ngomong, Sam itu termasuk orang yang tingkat kepedeannya begitu tinggi. Ngalah-ngalahin aku. Jadi menurutku, mengatakan dia itu jelek tidak akan meyakitinya.

Bahkan dia juga membalas, mengatakan aku jelek. Biasa saja, hubungan itu tetap bertahan. Tapi satu kali pun aku tidak pernah mengatakan cinta ku padanya secara langsung. Aku tidak bisa melakukannya, ngomong-ngomong aku belum perah mengatakan suka terhadap seseorang secara langsung. Menurut ku itu hal yang sangat memalukan untuk diungkapkan. Bukan malu karena mencintainya, hanya saja aku tidak bisa. Yee kita kan cewek, masa kata cinta bisa diumbar begitu saja. Mantan-mantan ku yang dulu juga tidak pernah aku katakan kalau aku mencintainya secara langsung, hanya lewat hape saja.

Dan untuk kali ini, dia memaksaku untuk mengatakannya. Aku itu jenis orang yang tidak bisa dicabar, menurutku jika aku dicabar tapi tidak bisa aku lakukan, itu benar-benar menurunkan harga diriku yang pemberani walaupun sebenarnya tidak. Aku itu selalu mengatakan aku pemberani, cantik, hebat, aku juga mau menang sendiri, mungkin juga bisa dikatakan egois. Semua itu aku lakukan, bukan untuk menunjukkan kesombonganku karena asli nya tidak bisa aku lakukan. Hanya saja, sebenarnya aku ingin menjadi seperti itu. Bukankah setiap perkataan itu adalah sebuah doa.? Jadi jika aku terus mengatakan itu. Mungkin suatu saat nanti bisa benar-benar aku dapatkan.

Aku mengatakan diriku sendiri cantik, hanya untuk meninggikan kepedanku karena pada dasarnya aku itu minder. Menurutku, orang yang mengatakan aku cantik adalah pembohong yang hanya mau menyenangkanku saja. Aku tau aku tidak secantik itu. Makanya, aku selalu megatakan Sam jelek. Karena saat aku mengatakan Sam jelek, pasti dia akan membalasku dan mengatakan kalau aku juga jelek. Aku senang, itu artinya dia tidak perlu berbohong lagi. Aku ingin dia jujur atas penampilanku. Jadi aku tidak marah, hanya sedikit perasaan kesuh yang menjalari diriku. Aku tau dia ganteng, makanya dia pasti tidak akan tersinggung.

Satu bulan setelah pacaran, tepatnya tanggal 6 February, akhirnya aku berhasil mengatakan kalau aku mencintainya. Dan itu untuk pertama kalinaya aku mengatakan cinta kepada seseorang. Aku mengatakannya sambil memeluk tubuhnya untuk pertama kali dalam hidupku, karena aku tidak berani menatap wajahnya. Aku takut jantungku benar-benar keluar dari rongganya. Awalnya semua baik-baik saja. Sepulang dari jalan-jalan itu, tiba-tiba dia diam. Aku tidak tau kenapa dia tidak seceria biasanya, padahal aku baru saja mengatakan kalau aku menyukainya. Yang butuh keberanian sangat besar serta menurunkan tingkat keegoisanku kebatas terendah.

Esoknya, dia kembali diam. Cuek, tidak mau menegurku. Aku berfikir, apakah aku bukan orang yang pantas untuk dipertahankan.? Apakah aku ini seburuk itu dimatanya, dan malam nya dia mengatakan sesuatu yang harusnya aku lupakan tapi malah tergambar jelas diingatanku. Aku tidak menyangka dia akan mengatakan kalimat itu untuk ku. Rasa sesak itu, sungguh memebebaniku. Dia mengatakan ‘Berubahlah, janganlah jadi orang tu kelihatan sok, manja, egois, mau menang sendiri, keras kepala, orang tu nggax suka ngeliatnya tau nggax’ bahkan ditambah dengan ‘Bahkan semua anak kelasku tidak ada yang menyukaimu’ Semuanya. Sakit. Sumpah, tuh kata seolah meremukkan hatiku menjadi kepingan-kepingan yang mampu membuat mataku berkaca-kaca. Untuk seorang cowok, percayalah. Tidak seharusnya mengatakan kata sekasar itu dengan serius terhadap seorang gadis. Menyakitkan.

Apakah aku akan mengangis.??? Menangis karena seorang laki-laki.? Tidak, aku mengambil air dan membasuh wajahku, menyamarkan air yang keluar dari mataku dan menyakinkan diriku sendiri. Ini bukan air mata. Aku tidak akan menangis karena cowok lagi. Tidak.! Apalagi untuk orang yang tidak pernah memperdulikan perasaanku. Saat aku menanyakan apakah dia mencintaku, dia hanya mengatakan ‘Rasa ini hanya tinggal sedikit, dan aku tidak tau akan bertahan sampai kapan’ ya Tuhaan... apakah aku benar-benar bodoh karena masih mempertahankan orang seperti ini.??? Kalau dia memintaku untuk berubah, itu artinya dia tidak mencintaiku dengan segala kekuranganku bukan.?? Lalu kata-kata dulu yang mengatakan tentang aku merenimamu karena aku mencintamu itu mana.??? Hanya kemunafikan. Astaga.! Apakah aku harus selalu disakiti oleh cinta.? Apakah cinta ini harus terus disia-sia kan.?? Dan apakah semua makhluk cowok itu sama. Munafik.

Meskipun begitu, aku tidak bisa membencinya. Sedikitpun rasa benci tidak bisa aku tanamkan dalam diriku. Dengan semua perkataannya bahkan kata putus yang dia ucapkan karena dia tidak mau menyakiti diriku lagi serta ungkapan bahwa dia tidak mencintaiku lagi itu tidak mampu membuat ku membencinya. Lalu, kalau terus seperti ini. Sampai kapan aku harus menahan perasaanku dan meanhan rasa sakit ini.! Perasaan itu benar-benar egois. Sebelum kata putus terucap dan dalam masa 4 hari dalam kecuekan. Aku terus mendekatinya dan berusaha untuk membuang jauh-jauh kegengsianku, bukan berarti aku tidak punya harga diri karena sudah jelas-jelas dia menghinaku bahkan menunjukkan seberapa buruk dirinya. Tapi aku hanya masih menganggapnya sebagai pacarku saja, makanya aku tidak berhenti untuk mendekatinya.

Aku heran kenapa dia harus memperburuk image nya sendiri dihadapanku yang memang berhasil untuk menyakitiku, saat aku menelfonnya dan tidak diangkat. Dengan santainya dia menjawab sengaja. Aku tidak mau bicara denganmu. Rasa sakit itu masih bisa aku rasakan, apakah sekarang aku masih terlihat cewek yang tidak punya harga diri karena masih memperdulikannya. Entahlah, yang jelas setiap dia menunjukkan seberapa dia tidak menyukaiku, aku hanya merasakan sakit yang amat sangat. Tapi tetap tidak bisa membenci. Juga tidak bisa melupakan apa yang aku rasakan. Dan saat dia meminta waktuku untuk mengatakan sesuatu. Aku tau, aku sudah tidak memiliki harapan lagi. Aku adalah orang yang tidak bisa mendengar kata maaf. Itu terasa menyakitkan, jika maaf itu terucap itu artinya dia tau dia salah, tapi kenapa masih tetap dilakukan. Bagiku, jika kata maaf berlaku, untuk apa adanya hukum dan polisi. Makanya saat aku meminta maaf atas sifatku yang tidak disukainya aku sudah siap dengan hukuman yang harus kuterima sekalipun itu harus merelakannya pergi.

Jika menuruti kemauan, aku ingin menjauh darinya. Menjauhi orang yang tidak ingin dekat denganku, menjauhi orang yang telah menghinaku, menjauhi orang dengan kemunafikannya, menjauhi orang yang tidak pernah menghargai perasaanku, meghindari orang yang telah menghancurkan hatiku lebih parah dari sebelumnya, menjauhi orang yang telah menyia-nyiakan kepercayaan serta cintaku, dan menjauhi orang yang telah membuat aku merasa menjadi cewek rendahan tanpa adanya harga diri. Hei, dia menembakku lalu pacaran, setelah itu pergi begitu saja dengan alasan sudah tidak cinta. Dia fikir aku itu apa.? Boneka yang bisa dimainin begitu saja. Atau sendal jepit yang bisa diganti-ganti. Siapa sih orang yang tidak percaya dan menyakini orang yang sudah berusaha mendekati selama 3 bulan dengan penembakan sebanyak 6 kali. Aku fikir dia sungguh-sungguh. Tapi ternyata munafik.

Dan dengan bodohnya, semua yang aku inginkan dibantah oleh hatiku. Aku tidak menginginkan dia menjauh, aku ingin tetap bersamanya, walaupun hanya sebatas seorang teman. Aku tidak perduli akan dicap cewek apapun, asal aku masih bisa melihatnya. Semua itu akan terasa baik-baik saja untukku. Meskipun rasa sakit ini semakin parah. Aku tidak bisa menjauhinya, atau ungkapan yang lebih tepat adalah aku tidak ingin menjauhinya. Mungkin melihat dan bersamanya tanpa bisa memilikinya akan semakin menyakitkan. Tapi bukankan menjadi bukan siapa-siapa untuk nya akan jauh lebih menyakitkan lagi.???

Dan akhirnya, aku tau apa itu cinta. Ya, dulu aku minta dia mengenalkanku pada cinta, dan dia benar-benar berhasil. Saat ini aku tau cinta itu apa, meurutku cinta itu adalah rasa suka yang begitu dalam, rasa sakit karenanya, dan tetap menerima apapun kekurangan dari orang yang kita cintai. Karena apapun yang telah dia lakukan, apapun yang telah dia katakan, dan apapun yang telah dia berikan kepadaku, rasa benci tidak pernah ada dalam hatiku. Marah.? Ya, itu pasti. Tapi tidak ada kebencian serta keinginan untuk membalasnya, meskipun aku mencoba, semua hanya sia-sia. Mengingat segala kesalahannya, tetap saja rasa benci tidak bisa aku lakukan. Semua terasa baik saja dimataku.

Sepertinya aku harus melakukan seperti yang aku lakukan dulu, tetap bersamanya, lalu mengukur rasa sakit yang aku rasakan karenanya, dan saat ini. Saat aku menulis ini, aku bisa menjamin, rasa sakit itu tidak terasa separah dulu. Aku bisa menerimanya, anggap saja ini sebagai keberuntungan Tuhan. Keberuntungan karena telah dijauhkan dari kemaksiatan, dan rasa tanggung jawab yang harus aku lakukan. Ya, jika dia menghinaku serta memutuskanku. Itu artinya aku tidak sebaik harapannya, mungkin itu bisa dianggap kesalahanku. Dan untuk mempertanggung jawabkan kesalahan itu. Aku harus menerima jika dia hanya menjadi sebatas teman dalam hidupku. Aku tidak mempercayai adanya sahabat didunia ini. Semuanya munafik.

Ya, hanya sebatas teman. Aku bahkan tidak menangis saat putus dengannya. Aku malah tersenyum, karena sebelumnnya aku sudah berdoa kepada Tuhan, berikan yang terbaik. Dan seandainya hubungan ini berakhir adalah yang terbaik, aku ingin melupakan segala rasa sakit karenanya. Agar aku bisa kembali menjadikannya teman dalam hidupku. Karena aku, tidak ingin hidup dalam kebencian. Sebelum kata putus terucap, aku tau dia kan mengatakannya. Dan aku tidak pernah menerima kata maaf dalam hidupku, kata maaf karena menyakitiku dengan sengaja. Semua yang dilakuakan dengan sengaja aku tidak mau mendengar kata maaf. Bisa saja aku memutuskannya dulu sebelum dia mengatakannya, tapi aku tidak melakukannya. Aku tidak mau jadi orang munafik, aku sudah bilang tidak akan menyakitinya nantinya. Walau aku tau dia juga tidak akan sakit saat diputuskan. Tapi aku akan memegang janjiku sendiri, aku tidak boleh menyakitinya, jadi seandainya hubungan ini berakhir, biarkan dia yang melakukannya. Bukan karena aku.

Tapi jika kata munafik atau apapun tetap diberikan padaku, aku sudah tidak perduli lagi, inilah aku. Dan aku hanya bisa berterimakasih karena dia telah mengenalkanku pada cinta, maskipun lagi-lagi menyakitkan. Dan kedepannya, aku akan mencari cinta itu sendiri. Tanpa harus dikenalkan oleh orang lain jika akhirnya juga menyakitkan. Mencari orang yang benar-benar bisa menerimaku apa adanya, bukan ada apanya, dan juga bisa menerima segala kekuranganku. Tidak memintaku untuk berubah menjadi orang lain yang nantinya juga kan membuatku berbohong dengan sifat ku sendiri. Satu hal yang aku suka darinya, selain tetap menjadi Pangeran kodok dalam hidupku. Yaitu, dia mampu bersikap jujur dengan perasaannya sendiri.

Sudah ku bilang bukan, aku termasuk orang yang berfikiran positif, makanya aku berfikir positif saja, dia menyatakan cinta padaku dan memintaku jadi pacar nya karena dia jujur dengan perasaannya. Dan sekarang dia mengatakan putus karena sudah tidak mencintaiku lagi juga karena dia jujur dengan apa yang dia rasakan. Lagian aku tidak pernah memaksakan cinta. Jika dia memang sudah tidak mencintaiku lagi, ya sudah. Berakhir. Dia ganteng ya, energik, semangat dan ceria gitu. Wajar donk jika dia ingin mencari yang lebih sempurna dariku, atau setidaknya dia tidak mau terbebani olehku. Yang jelek saja bisa menyakiti apa lagi yang ganteng kan. Aku bisa menerimanya sekarang. Karena takdir ku adalah menjadi temannya. Dan untungnya dia masih bersikap biasa setelah semua ini, membuatku sedikit lebih tenang. Setidaknya kita masih bisa berteman bukan.

Pangeran kodok dan putri kecebong akan menjadi teman selamanya. Jika aku beruntung, mungkin dia bisa mengenalkanku tentang persahabatan. Asal tidak munafik lagi, ya aku sebenarnya ingin memiliki seorang sahabat cowok, benar-benar sahabat. Bukan hanya teman. Dan dulu aku merasa dia adalah sahabat yang pantas, dia bisa jujur dengan perasaanya, bahkan dia bisa jujur atas semua sikapku. Aku benar-benar menyukainya. Hanya sebatas rasa suka. Bukan cinta. Cinta itu sudah hilang sejak dia mengatakan, ‘Orang jelek, wajar disakiti’ dan ‘Jika memang pantas untuk dibuang, buat apa dipertahakan’ ya. Menyaktikan memang, bahkan sangat.! Kalian tidak harus merasakannya, cukup hanya aku. Tapi aku harus berterimakasih karena dengan begitu, aku bisa melupakan rasa cinta ini. Dan hanya sebatas rasa suka sekarang. Andai saja dia masih mau menjadi sahabatku. Heem, tapi aku tidak akan banyak berharap lagi dengannya.

Setelah penghinaan itu, mungkin aku tidak sebaik itu untuknya. Bahkan mungkin berteman dengan ku hanya keterpaksaan untuknya, heemm entahlah. Aku tidak tau. Pangeran kodok benar-benar orang yang sulit ditebak. Jadi aku tidak tau apa yang dia rasakan. Mungkin keinginanku bersahabat dengannya, hanya sebatas keinginan semata. Karena mungkin juga, dia tidak pernah mengharapkan kehadiranku. Benar-benar bernasib buruk aku ini. Yaahh, tapi sekarang aku sudah bisa menerima. Biarlah, mungkin suatu saat nanti aku bisa benar-benar bahagia. Semua akan indah pada waktunya bukan. Pangeran kodok, andai saja kau tau aku ingin menjadi sahabatmu. Heemmm, tapi harapan itu hanyalah tinggal harapan. Aku tidak ingin kau menganggapku sebagai orang yang harus dihindari, untuk itu aku lebih memilih diam.

Aku tidak akan berusaha untuk mendekatimu, aku takut kau tidak suka. Aku takut dihina lagi olehmu, karena rasa sakit itu aku tidak mau lagi merasakannya. Sejak dulu, ini baru pertama kalinya aku mendengarkan pendapat orang lain tentang diriku. Karena dari dulu aku hanya berfikir, aku tidak memperdulikan orang yang tidak pernah memperdulikanku, tapi saat ini. Berhubung pangeran kodok adalah orang yang aku perdulikan meskipun tidak diinginkan. Rasa sakit itu terasa begitu jelas, aku takut merasakannya lagi.

Terakhir, aku hanya bisa berdoa. Semoga saja, dia tidak merasakan rasa sakit yang aku rasakan. Ya Tuhan, balas lah semua perkataannya, perlakukannya dan sikapnya kepadaku dengan 10 kebaikan dan kasih sayang Mu. Sesungguhnya dia tidak tau jika perbuatannya itu menyakitiku. Atau seandainya dia tau, mungkin dia tidak sengaja melakukannya. Atau sedang dikuasai oleh bukan dirinya sendiri. Dan jadikanlah dia orang yang setia terhadap umatmu untuk kedepannya. Buat dia benar-benar merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya. Bukan hanya untuk kesenangan semata. Apalagi balas dendam dan pelampiasan. Amiend. Dan begitu juga untuk orang yang menghinaku tanpa aku tau, untuk orang yang selalu sirik kepadaku, untuk orang yang tidak pernah menyukai sifatku, untuk orang yang membenciku, dan untuk orang yang hanya memandangku sebelah mata. Berikan kepadanya kebaikan agar dia bisa menjadi lebih baik nantinya. Semua hinaan, kebencian, cacian, olok-olokan dan rasa tidak suka itu. Biarlah hanya diberikan kepadaku. Bukan untuk orang lain.

Karena rasa sakit ini sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Jika minta dibenci, jangan membuang waktu dengan memperburuk image sendiri dihadapanku, karena aku tidak mau hidup dalam kebencian. Dan buatmu, jika menyakitiku membuatmu bahagia. Maka berhentilah. Karena tidak seharusnya kau bahagia diatas penderiataanku bukan.? Berhenti menjodoh-jodohkan ku dengan orang lain. Jangan buat aku semakin terlihat menyedihkan. Aku bisa mencari orang yang mencintaiku dengan tulus sendiri nantinya, tanpa bantuan dari orang lain. Aku tidak munafik lagi dengan merelakan disakiti asal kau bahagia. Kali ini aku bersikap jujur. Berhentilah.! Jangan terus-terusan menyakiti aku secara perlahan seprti ini.

Jika menurutmu, aku tetap berada disisimu saat kau menginginkanmu, dan aku merelakan mu untuk pergi saat kau tidak menginginkan dan mencintaku lagi itu termasuk sikap egois, keras kepala, dan mau menang sendiri. Jawaban nya ya. Aku memang orang yang seperti itu karena aku tetap menurutimu bukan.? Kebahagiaan itu akan hadir saat aku bersamamu, karena tanpamu. Bahagia hanya 7 kata tanpa makna. Ada yang bilang mati satu akan tumbuh seribu, tapi bagaimana jika aku merelakan kehilangan seribu asal tetap bersama yang satu itu.??? Tapi Untuk urusan perasaan, aku tidak akan bersikap egois, karena itu. Jika memilihku adalah pilihan terburuk, maka aku meralakan mereka pergi, tidak perduli sesakit apa yang aku rasakan.

Aku ingin menjadikan semua orang temanku, hanya dirimu seorang cowok yang aku harapkan menjadi sahabatku. Pangeran kodok dan putri kecebong bersahabat, mungkin akan menjadi sejarah dalam hidupku yang tidak bisa kudapat. Dia membenci ku bukan.? Atau setidaknya mungkin dia tidak menyukaiku bahkan hanya sebagai seorang teman, aku membiarkannya melakukan apapun yang ingin dia lakukan karena aku perduli dengannya sebagai seorang teman. Sekalipun dia tidak ingin aku perdulikan, sekalipun dia tidak menginginkan untuk difikirkan dan sekalipun dia tidak ingin aku lamunkan.

Tapi jika itu juga tidak bisa kau lakukan, aku tidak pernah memaksa. Aku hanya akan diam dan menunggumu untuk mendekatiku lagi. Karena aku tidak mau kau semakin membenciku dengan kehadiranku. Aku tidak mau kau berfikir, aku cewek gampangan yang akan mengejar-ngerjarmu dan merecoki hidupmu. Heemm, teman. Aku juga akan mendekati semua cowok agar bisa ku lihat bagaimana perlakukannya, meneliti satu persatu sifat cowok, agar tidak tersakiti lagi nantinya. Jika jadi orang baik akan tersakiti, lebih baik aku menjadi orang jahat saja. Tapi sepertinya itu sulit, aku harus banyak belajar. Karena orang jahat itu disakiti wajar bukan.??? Akhir dari semuanya Thanks for all.  Happy for to day. Dan untuk semua teman kelasku terutam teman-teman dekatku, bahkan anggota organisai yang telah banyak memberikan aku kekuatan dalam menghadapi semua ini, yang telah banyak meluangkan waktu buatku hanya mendengarkan curhatanku yang menyedihkan ini. Aku hanya bisa mengucapkan terimakasih. Tanpa kalian, kekuatan hanya tinggal harapan. 

The end.

Taddaaaaaaaaaa... gimana gimana gimana.??? Gaje ya.? Wkwkwk, abisnya bingung. Campur aduk bahasanya. Maklum, langsung dengan perasaan yang lagi diraskaan sekali. Jadi yaa begitulah jadinya. Heemm, bagus atau enggaknya itu juga sepertinya relatif. Tergantung siapa yang meraskaannya bukan,? Heheh, kisah cinta Tiara sepertinya terus-terusan menyedihkan ya, mudah-mudahan suatu saat nanti dia bisa bahagia dengan pasangannya. Amiend.

Dan buat pembaca semuanya, teriamkasih sudah membaca kisah ini walau nggax ada seru-serunya sama sekali. Dan kisah ini hanya akan menjadi sebuah pengajaran atau palajaran untuk kita semua buat kedepannya menjadi lebih baik. Tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan, tapi percayalah. Setiap doa yang kita ucapkan, pasti akan dikabulkan oleh Tuhan. Dengan waktu yang tidak terbatas. Anggap saja semua ini keberuntungan. Mungkin jodoh asli kita disana juga sedang tersesat kelain hati, untuk itu bersabarlah. Semua akan indah pada waktunya. Over all, ketemu lagi dilain waktu.

Salam ~ Mia Cantik ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar